Saturday, April 7, 2012

San Antonio Spurs Reloaded:
Spurs Memang Ngga Ada Abisnya!

By Rangga Sobiran, KeepItNBA contributor


Musim 1997-1998 Tim Duncan di draft 1st overall pick oleh San Antonio Spurs; pada musim yang sama Gregg Popovich mendapatkan kesempatan pertamanya menjadi full-time head coach, setelah menjadi interim head coach pada musim sebelumnya menggantikan Bob Hill yang dipecat di pertengahan musim 1996-1997. Di tahun pertama Spurs era Duncan-Popovich, dengan bantuan legenda Spurs, The Admiral, David Robinson dan Sean Elliot, Spurs berhasil memenangkan 56 games (.683 W-L%), cukup untuk menduduki posisi 5 di wilayah barat. Di musim berikutnya, 1998-1999, NBA mengalami Lockout, seperti yang terjadi di awal musim 2012 ini. Setelah Season NBA 1998-1999 bergulir kembali dengan pengurangan jumlah pertandingan menjadi 50 games, Spurs tidak saja berhasil mengakhiri musim dengan rekor menang-kalah overall terbaik di NBA, (37-13, .740 W-L%) , tapi sekaligus memenangkan gelar juara NBA pertama mereka.

Empat belas tahun kemudian, awal musim ini, NBA kembali mengalami Lockout. Nama-nama seperti David Robinson, Sean Elliot, Avery Johnson dan Vinny Del Negro sudah berubah menjadi Tony Parker, Manu Ginobilli, Stephen Jackson dan DeJuan Blair. Tetapi ada dua nama yang tidak pernah berubah, Tim Duncan dan Gregg Popovich; musim ini adalah tahun ke-15 era Duncan-Popovich, dan Spurs membuktikan bahwa dominasi tim yang berdomisili di negara bagian Texas ini belum berakhir.

Setelah pada musim 2010-2011 lalu mencetak rekor menang-kalah terbaik di wilayah barat (61-21, .744 W-L%), Spurs gugur di babak pertama playoff setelah berhasil dikalahkan Memphis Grizzlies (4-2), tim yang mayoritas pemainnya lebih muda (Avg. Age 24.5 tahun) dengan gaya permainan yang lebih cepat, athletic, dan physical. Kekalahan tersebut menyebabkan banyak media mengatakan bahwa dominasi Spurs sudah berakhir karena mereka tidak luput dari ancaman bertambahnya umur para pemain andalan mereka seperti Duncan (35), Ginobilli (34), dan Parker (29) (Avg. Age Spurs, 2011, 29.6 tahun). Selain itu Spurs juga diprediksi akan kesulitan dalam menghadapi Season NBA 2011-2012 yang mengalami compressed schedule akibat pengurangan jumlah pertandingan menjadi 66 games; banyaknya pertandingan back-to-back, bahkan back-to-back-to-back dipercaya akan menjadi tantangan berat bagi Parker dkk.

Kenyataannya, walaupun Spurs mengawali musim 2011-2012 sedikit terseok-seok dengan rekor menang-kalah 12-9, sejak awal Februari tim yang didirikan tahun 1967 dengan nama Dallas Chaparrals ini berhasil merubah keadaan dengan memenangkan 27 pertandingan dan baru mengalami 5 kekalahan. Puncaknya adalah kemenangan atas New Orleans Hornets pagi ini dengan skor telak 128-103, dimana Spurs berhasil menyalip Oklahoma City Thunders sebagai pemimpin klasemen wilayah barat dengan rekor menang-kalah 39-14, nomor dua terbaik di NBA setelah Chicago Bulls (43-13).

Apakah menanjaknya permainan Spurs di NBA regular season 2011-2012 hanyalah sebuah fatamorgana seperti yang dialami Spurs di musim lalu saat ditumbangkan Grizzlies di playoff babak pertama? Ada beberapa hal yang berbeda dan patut diperhitungkan dari Spurs tahun ini:

  1. Perkembangan pemain muda. Walaupun Spurs masih mengandalkan Duncan, Parker dan Ginobilli sebagai senjata utama, Popovich tahun ini mulai lebih intensif me-utilisasi pemain-pemain muda seperti rookie small forward Kawhi Leonard (25 min/g, 8 points, 1.4 steals, 5.2 rebounds), second year shooting guard Danny Green (23 min/g, 8.7 points, 3.6 rebounds, 1.9 3-points dengan persentase 39.3%), third year power forward DeJuan Blair (21 min/g, 9.6 points, 5.5 rebounds) dan second year center asal Brazil yang sudah berumur 27 tahun, Tiago Splitter (19 min/g, 9.2 points, 5 rebounds dengan persentase field goal 61%). Belakangan Spurs juga mengontrak third year point guard Patty Mills asal Australia untuk melapis Parker. Mills mulai sering dimainkan oleh Popovich sejak pertandingan tanggal 3 April melawan Cleveland Cavaliers dimana Mills mencetak 20 points dan pada kemenangan pagi ini atas Hornets dengan statistik 14 points 4 assists. Dengan adanya pemain-pemain muda ini, Average Age Spurs musim ini turun menjadi 27.2 tahun; diharapkan para pemain muda Spurs dapat diandalkan untuk meng-counter permainan-permainan cepat seperti yang diperagakan Grizzlies tahun lalu.
  1. Deep rotation. Selain rotasi Spurs dipenuhi dengan pemain-pemain muda asuhan Popovich di atas, terdapat juga veteran role players seperti spesialis 3-point, power forward Matt Bonner (20 min/g, 7 points, 3.5 rebounds, 1.8 3-points dengan persentase 43.5%); pemain second year combo guard yang lama bermain di liga Eropa, Gary Neal (22 min/g, 9.8 points, 2.2 rebounds, 2.1 assists, 1.5 3-points dengan persentase 39.8%), mantan Most Improved Player of the Year asal Perancis, yang merupakan permain serba-bisa dan sahabat Tony Parker, Boris Diaw (19 min/g, 3.4 points, 4 rebounds, 2.7 assists, 1.1 steals).
  1. X-Factor: Stephen Jackson. “Captain Jack” telah kembali ke Spurs, tim yang pertama kali mengangkat namanya setelah Spurs menjadi juara NBA 2003. Spurs berhasil menarik kembali Jackson ke tim melalui trade dengan Golden State Warriors dengan mengirimkan small forward Richard Jefferson yang gagal menunjukkan permainan terbaik selama di San Antonio. Kemampuan Jackson untuk mencetak angka mungkin sudah tidak konsisten (22 min/g, 9.1 points, 4.2 rebounds), tetapi Jackson adalah pemain yang selalu bermain all-out dalam membela tim. Pengalamannya bermain untuk Popovich bersama Duncan, Parker dan Ginobili di awal karirnya juga akan mempercepat proses penyesuaian dengan peran barunya di tim. Selain itu Jackson adalah pemain yang mampu bersinar dalam pertandingan-pertandingan besar seperti saat tim-nya, Golden State Warriors, mampu mengalahkan Dallas Mavericks di babak pertama playoff 2007. Dengan adanya Jackson yang bisa bermain di dua posisi shooting guard dan small forward, Jackson dapat memberikan kesempatan bagi Manu Ginobili yang rentan cedera untuk beristirahat lebih lama dan juga mengisi posisi small forward apabila rookie Kawhi Leonard mengalami foul trouble saat playoff, hal yang umum dialami para rookie saat playoff.
Mari kita sama-sama saksikan minggu-minggu terakhir dari musim NBA 2011-2012 ini, yang menarik untuk diperhatikan bukan saja apakah Spurs mampu membuktikan bahwa permainan bola basket mereka tidak hanya efektif di regular season saja seperti tahun lalu, tetapi juga apakah Spurs dapat mengulangi sejarah 14 tahun lalu dengan menjadi juara NBA pada saat Lockout Season untuk kedua kalinya?

No comments:

Post a Comment