Monday, April 9, 2012

Philadelphia 76ers' Dilemma:
Behind Sixers' Free Fall

By Rangga Sobiran, KeepItNBA contributor


Terjun bebas! Itulah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan performa Philadelphia 76ers di penghujung musim 2011-2012 ini. Setelah memulai musim dengan predikat top 3 teams di wilayah timur dengan rekor menang-kalah 20-9, performa permainan Sixers berangsur-angsur menurun dan akibatnya Sixers harus menderita 17 kekalahan di 26 pertandingan terakhir. Tim yang pernah menjadi juara NBA tiga kali ini (1955 sebagai Syracuse Nationals, 1967 dan 1983) harus puas dengan rekor menang-kalah 29-27 setelah dikalahkan pemimpin divisi Atlantik, Boston Celtics, pagi ini.

Seberapa buruk kondisi Sixers terhadap kesempatan mereka untuk lolos ke babak playoff? Setelah New York Knicks berhasil memenangkan pertandingan melawan Chicago Bulls pagi ini, Knicks berhasil mendorong Sixers ke posisi ke-8 wilayah timur; posisi batas bawah untuk dapat tetap lolos ke babak playoff. Untuk mempertahankan posisi ke-8 wilayah timur, Sixers harus siap bersaing dengan Milwaukee Bucks yang hanya terpaut satu game di posisi ke-9 wilayah timur; Bucks yang performa permainannya sedang menanjak sejak shooting guard Monta Ellis bergabung via trade dengan Golden State Warriors saat trade deadline Maret lalu berhasil memenangkan 12 games dan hanya kalah 4 games sepanjang bulan Maret dan saat ini memiliki rekor menang-kalah 28-28. Dengan kata lain, Andre Iguodala dkk. terancam tidak lolos ke NBA playoff 2012.


Untuk mengerti apa yang terjadi dengan tim yang berbasis di negara bagian Pennsylvania ini, saya akan mengutip beberapa statement menarik dari sebuah artikel berjudul “Sixers Fading Down the Stretch” oleh John Schuhmann dari NBA.com Hangtime Blog.

Struktur offense yang aneh

Pertama Schuhmann mengatakan bahwa Sixers adalah sebuah tim yang aneh:

"The 76ers is a weird team. Their leading scorer comes off the bench and they have seven players averaging at least nine points per game. They have the lowest turnover ratio in NBA history and the second-lowest free throw rate of the last 20 years."

Sixers memang tim yang aneh kalau dilihat dari kenyataan bahwa dua dari tiga top scorer andalan mereka adalah pemain cadangan Louis Williams dengan scoring average 15 points/game (ppg) dan Thaddeus Young dengan scoring average 12.6 ppg. Statistik scoring pemain utama seperti All-Star Andre Iguodala (12 ppg), Jrue Holiday (13.5 ppg) dan Elton Brand (10.9 ppg) relatif sangat rendah untuk standard pemain utama; sangat nyata bahwa pelatih Doug Collins memang menekankan kolektifitas

Selain kolektifitas, Collins juga menekankan kedisiplinan dalam offensive system Sixers. Terbukti bahwa persentase Turnover (TO%) Sixers per 7 April 2012, 12.0, tercatat terendah sepanjang sejarah NBA, sejak pencatatan mulai dilakukan terhadap statistik TO% tahun 1977.

Disgruntled Defensive Heroes?

Beredar rumor bahwa pemain Sixers capek dengan sifat perfeksionis Doug Collins sehingga terjadi perpecahan antara beberapa pemain dengan Doug Collins.

“Since around early March, guys on the team have struggled with Doug Collins’ coaching style. Look, we all knew at the beginning of last year, when Collins took over this young team, that he had a history of turning around young squads. And we also knew that he had (sometimes as early as the second season) a history of over-coaching, at which point his players tend to become frustrated and tune him out.”

Tetapi kemudian Schuhmann menepis kemungkinan masalah tersebut adalah alasan utama dibelakang merosotnya prestasi Sixers.

"The numbers don’t point to effort being the problem. The Sixers still have the No. 1 defense in the league and the No. 2 defense since the All-Star break”

Gaya permainan defense Sixers yang ngotot sedikit mengingatkan saya pada gaya bertahan Chicago Bulls semasa dilatih Scott Skiles. Pertahanan yang mengandalkan kombinasi kecermatan perimeter defender dan all-out effort selama 48 menit. Tetapi kemampuan defense Sixers saat ini sedikit di atas Bulls saat itu, karena pemain-pemain seperti Iguodala, Holiday, Young, dan Evan Turner adalah pemain yang memiliki kemampuan fisik di atas pemain Bulls seperti Kirk Hinrich, Andres Nocioni, Chris Duhon dan Luol Deng. Kemampuan bertahan Sixers berperan besar dalam mengantar mereka ke rekor kemenangan 20-9 di awal musim.

So what’s wrong?

1.       Poor shooting execution. Dari statistik yang digunakan Schuhmann dibawah, terlihat penurunan OffRtg dari 104.2 menjadi 98.2 setelah February 14; ranking tiga terburuk di NBA. Penurunan ini adalah imbas dari turunnya persentase shooting Sixers baik itu tembakan 2 angka maupun 3 angka.

Sixers offense
Timeframe
OffRtg
Rank
2PT%
Rank
3PT%
Rank
OREB%
Rank
TO%
Rank
FTA Rate
Rank
Through Feb. 13
104.2
6
47.5%
16
38.7%
5
22.4%
30
11.3
1
.234
28
Since Feb. 14
98.2
28
45.5%
28
33.7%
20
26.0%
24
12.8
1
.180
30
OffRtg = Points scored per 100 possessions


Berdasarkan statistik ESPN hoopdata.com, Sixers banyak melakukan tembakan dari jarak 10-15 ft. (Rank 1 in NBA, 11 attempts/game, 38.9%) dan 16-23 ft (Rank 2 in NBA, 24.8 attempts/game), dua jarak tembakan yang paling tidak efisien dalam permainan bola basket; tembakan paling efisien adalah tembakan yang semakin dekat dengan ring, sedangkan untuk 3-point shot dianggap lebih efisien ketimbang medium shot karena walaupun jarak lebih jauh, angka yang dihasilkan lebih tinggi.

Sixers hanya hanya berada di posisi 3 terburuk untuk percobaan tembakan jarak At Rim (20.8 attempts/game) dan nomor 6 terburuk untuk percobaan tembakan 3 angka (14.8 atempts/game, 37.4%). Tetapi cukup baik dalam mendapatkan kesempatan melakukan tembakan dengan jarak 3-9 ft. (Rank 10 in NBA, 11.9 attempts/game, 37.5%).

2.       Lack of reliable scorer.
Masalah ini berhubungan erat dengan poin nomor satu; menurunnya efisiensi Sixers dalam mencetak angka diakibatkan karena Sixers tidak memiliki pemain yang dapat diandalkan untuk mencetak angka dengan konsisten di setiap pertandingan.

Seperti yang terjadi saat melawan Celtics pagi ini, saat defense Sixers tidak cukup efektif untuk membendung serangan lawan, tim asuhan Doug Collins ini tidak mampu mencetak angka dengan efisien untuk mengejar ketinggalan. Sesuai yang dijelaskan oleh Schuhmann, Sixers memiliki rekor menang-kalah yang baik (24-9) saat pertandingan ditentukan dengan skor jarak double-digit, saat defense mereka berhasil mematikan serangan lawan; dan rekor menang-kalah yang buruk (5-16) saat pertandingan ditentukan dengan skor jarak single-digit, saat mereka harus berusaha mencetak angka lebih banyak dari lawan.

Offense kolektif tanpa scoring role yang jelas seperti yang dijalankan Sixers ini juga lebih mudah untuk dijaga oleh lawan. Tidak adanya offense creator seperti Derrick Rose, Carmelo Anthony atau Paul Pierce, membuat defense lawan jarang terbuka. Shooter seperti Jodie Meeks butuh space untuk melepas tembakan dengan efektif; hal ini sulit apabila tidak banyak penetrasi dari Iguodala, Holiday dan Williams atau low-post play dari Brand dan Spencer Hawes yang akan menarik pertahanan. Saat ini Sixers memiliki statistik percobaan Free Throw terburuk di NBA (15.9 attempts/game). Ini bukti bahwa perimeter players Sixers kurang agresif dalam melakukan penetrasi. Dengan pemain muda yang cepat dan athletic seperti Andre Iguodala, Jrue Holiday, Lou Williams dan Thaddeus Young, tentu ini menjadi sebuah tanda tanya, mengapa pemain dengan fisik dan skill set seperti mereka tidak lebih sering attacking the paint?

Apakah Sixers akan lolos ke babak Playoff?

Jadwal Sixers akan lebih sulit ketimbang Bucks di penghujung musim ini. Masing-masing Bucks dan Sixers masih memiliki 10 sisa pertandingan, tetapi Sixers hanya menyisakan 2 home games sedangkan Bucks masih menyisakan 6 home games.

Sepuluh sisa pertandingan Sixers:

- 3 games vs. New Jersey Nets (2 Home & 1 Away)
- 1 game vs. Toronto Raptors (Away)
- 1 game vs. Cleveland Cavaliers (Away)
- 1 game vs. Detroit Pistons (Away)
- 1 game vs. Orlando Magic (Away)
- 2 games vs. Indiana Pacers (Home & Away)
- 1 game vs. Milwaukee Bucks (Away).

Selama offensive dilemma yang mereka alami belum dapat dipecahkan, mereka harus bekerja extra keras dalam bertahan untuk memenangkan sisa pertandingan.

No comments:

Post a Comment