Philadelphia 76ers' Dilemma:
Behind Sixers' Free Fall
Behind Sixers' Free Fall
By Rangga Sobiran, KeepItNBA contributor
Terjun bebas! Itulah kata-kata yang
cocok untuk menggambarkan performa Philadelphia
76ers di penghujung musim 2011-2012 ini. Setelah memulai musim dengan predikat
top 3 teams di wilayah timur dengan rekor menang-kalah 20-9, performa permainan
Sixers berangsur-angsur menurun dan akibatnya Sixers harus menderita 17
kekalahan di 26 pertandingan terakhir. Tim yang pernah menjadi juara NBA tiga
kali ini (1955 sebagai Syracuse Nationals, 1967 dan 1983) harus puas dengan
rekor menang-kalah 29-27 setelah dikalahkan pemimpin divisi Atlantik, Boston
Celtics, pagi ini.
Seberapa buruk kondisi Sixers
terhadap kesempatan mereka untuk lolos ke babak playoff? Setelah New York
Knicks berhasil memenangkan pertandingan melawan Chicago Bulls pagi ini, Knicks
berhasil mendorong Sixers ke posisi ke-8 wilayah timur; posisi batas bawah
untuk dapat tetap lolos ke babak playoff. Untuk mempertahankan posisi ke-8
wilayah timur, Sixers harus siap bersaing dengan Milwaukee Bucks yang hanya terpaut
satu game di posisi ke-9 wilayah timur; Bucks yang performa permainannya sedang
menanjak sejak shooting guard Monta
Ellis bergabung via trade dengan
Golden State Warriors saat trade deadline Maret lalu berhasil memenangkan 12 games dan hanya kalah 4 games sepanjang bulan Maret dan saat ini
memiliki rekor menang-kalah 28-28. Dengan kata lain, Andre Iguodala dkk.
terancam tidak lolos ke NBA playoff 2012.
Untuk mengerti apa yang terjadi
dengan tim yang berbasis di negara bagian Pennsylvania ini, saya akan mengutip
beberapa statement menarik dari sebuah artikel berjudul “Sixers Fading Down the
Stretch” oleh John Schuhmann dari NBA.com Hangtime Blog.
Struktur offense yang aneh
Pertama Schuhmann mengatakan bahwa
Sixers adalah sebuah tim yang aneh:
"The 76ers is a weird team. Their
leading scorer comes off the bench and they have seven players averaging at
least nine points per game. They have the lowest turnover ratio in NBA history
and the second-lowest free throw rate of the last 20 years."
Sixers memang tim yang aneh kalau
dilihat dari kenyataan bahwa dua dari tiga top
scorer andalan mereka adalah pemain cadangan Louis Williams dengan scoring average 15 points/game (ppg) dan Thaddeus Young dengan scoring average 12.6 ppg. Statistik scoring pemain utama seperti All-Star Andre Iguodala (12 ppg), Jrue
Holiday (13.5 ppg) dan Elton Brand (10.9 ppg) relatif sangat rendah untuk
standard pemain utama; sangat nyata bahwa pelatih Doug Collins memang
menekankan kolektifitas
Selain kolektifitas, Collins juga
menekankan kedisiplinan dalam offensive system Sixers. Terbukti bahwa
persentase Turnover (TO%) Sixers per 7 April 2012, 12.0, tercatat terendah sepanjang
sejarah NBA, sejak pencatatan mulai dilakukan terhadap statistik TO% tahun
1977.
Disgruntled Defensive Heroes?
Beredar rumor bahwa pemain Sixers capek dengan sifat perfeksionis Doug
Collins sehingga terjadi perpecahan antara beberapa pemain dengan Doug Collins.
“Since around early March, guys on the
team have struggled with Doug Collins’ coaching style. Look, we all knew at the
beginning of last year, when Collins took over this young team, that he had a
history of turning around young squads. And we also knew that he had (sometimes
as early as the second season) a history of over-coaching, at which point his
players tend to become frustrated and tune him out.”
Tetapi kemudian Schuhmann menepis
kemungkinan masalah tersebut adalah alasan utama dibelakang merosotnya prestasi
Sixers.
"The numbers don’t point to effort being the problem. The Sixers
still have the No. 1 defense in the league and the No. 2 defense since the
All-Star break”
So what’s wrong?
1.
Poor shooting execution. Dari statistik yang digunakan
Schuhmann dibawah, terlihat penurunan OffRtg
dari 104.2 menjadi 98.2 setelah February 14; ranking tiga terburuk di NBA.
Penurunan ini adalah imbas dari turunnya persentase shooting Sixers baik itu tembakan 2 angka maupun 3 angka.
Sixers offense
Timeframe
|
OffRtg
|
Rank
|
2PT%
|
Rank
|
3PT%
|
Rank
|
OREB%
|
Rank
|
TO%
|
Rank
|
FTA Rate
|
Rank
|
Through Feb. 13
|
104.2
|
6
|
47.5%
|
16
|
38.7%
|
5
|
22.4%
|
30
|
11.3
|
1
|
.234
|
28
|
Since Feb. 14
|
98.2
|
28
|
45.5%
|
28
|
33.7%
|
20
|
26.0%
|
24
|
12.8
|
1
|
.180
|
30
|
OffRtg = Points scored
per 100 possessions
Berdasarkan statistik ESPN hoopdata.com, Sixers banyak
melakukan tembakan dari jarak 10-15 ft. (Rank 1 in NBA, 11 attempts/game, 38.9%) dan 16-23 ft (Rank 2 in NBA, 24.8 attempts/game), dua jarak tembakan yang
paling tidak efisien dalam permainan bola basket; tembakan paling efisien
adalah tembakan yang semakin dekat dengan ring, sedangkan untuk 3-point shot dianggap lebih efisien
ketimbang medium shot karena walaupun
jarak lebih jauh, angka yang dihasilkan lebih tinggi.
Sixers hanya hanya berada di posisi 3 terburuk untuk
percobaan tembakan jarak At Rim (20.8
attempts/game) dan nomor 6 terburuk
untuk percobaan tembakan 3 angka (14.8 atempts/game,
37.4%). Tetapi cukup baik dalam mendapatkan kesempatan melakukan tembakan
dengan jarak 3-9 ft. (Rank 10 in NBA, 11.9 attempts/game,
37.5%).
2.
Lack of reliable scorer.
Masalah ini berhubungan erat dengan poin nomor satu; menurunnya
efisiensi Sixers dalam mencetak angka diakibatkan karena Sixers tidak memiliki
pemain yang dapat diandalkan untuk mencetak angka dengan konsisten di setiap
pertandingan.
Seperti yang terjadi saat melawan Celtics pagi ini, saat defense Sixers tidak cukup efektif untuk
membendung serangan lawan, tim asuhan Doug Collins ini tidak mampu mencetak
angka dengan efisien untuk mengejar ketinggalan. Sesuai yang dijelaskan oleh
Schuhmann, Sixers memiliki rekor menang-kalah yang baik (24-9) saat
pertandingan ditentukan dengan skor jarak double-digit,
saat defense mereka berhasil mematikan serangan lawan; dan rekor menang-kalah
yang buruk (5-16) saat pertandingan ditentukan dengan skor jarak single-digit, saat mereka harus berusaha
mencetak angka lebih banyak dari lawan.
Offense kolektif tanpa scoring role yang jelas seperti yang dijalankan Sixers ini juga
lebih mudah untuk dijaga oleh lawan. Tidak adanya offense creator seperti Derrick Rose, Carmelo Anthony atau Paul
Pierce, membuat defense lawan jarang terbuka. Shooter seperti Jodie Meeks butuh
space untuk melepas tembakan dengan
efektif; hal ini sulit apabila tidak banyak penetrasi
dari Iguodala, Holiday dan Williams atau low-post play dari Brand dan Spencer
Hawes yang akan menarik pertahanan. Saat ini Sixers memiliki statistik percobaan Free Throw terburuk di NBA
(15.9 attempts/game). Ini bukti bahwa
perimeter players Sixers kurang
agresif dalam melakukan penetrasi. Dengan pemain muda yang cepat dan athletic seperti Andre Iguodala, Jrue
Holiday, Lou Williams dan Thaddeus Young, tentu ini menjadi sebuah tanda tanya,
mengapa pemain dengan fisik dan skill set seperti mereka tidak lebih sering attacking the paint?
Apakah Sixers akan lolos ke babak Playoff?
Jadwal
Sixers akan lebih sulit ketimbang Bucks di penghujung musim ini. Masing-masing
Bucks dan Sixers masih memiliki 10 sisa pertandingan, tetapi Sixers hanya
menyisakan 2 home games sedangkan
Bucks masih menyisakan 6 home games.
Sepuluh
sisa pertandingan Sixers:
- 3 games vs. New Jersey Nets (2 Home & 1 Away)
- 1 game vs. Toronto Raptors (Away)
- 1 game vs. Cleveland Cavaliers (Away)
- 1 game vs. Detroit Pistons (Away)
- 1 game vs. Orlando Magic (Away)
- 2 games vs. Indiana Pacers (Home & Away)
- 1 game vs. Milwaukee Bucks (Away).
Selama offensive dilemma yang mereka alami belum
dapat dipecahkan, mereka harus bekerja extra
keras dalam bertahan untuk memenangkan sisa pertandingan.
No comments:
Post a Comment