Thursday, July 5, 2012

NBA Free Agency 2012:
Analisa Trade Steve Nash ke Lakers

By Rangga Sobiran, Keep It NBA contributor



Kemarin pagi diberitakan bahwa Steve Nash akan bergabung dengan Los Angeles Lakers setelah Phoenix Suns setuju untuk melakukan sign-and-trade deal. Dari trade ini Suns akan menerima 4 draft picks (menurut yahoo sports Suns akan memiliki hak draft pick pilihan pertama milik Lakers di tahun 2013 dan 2015; hak draft pick pilihan kedua milik Lakers di tahun 2014 dan 2015) serta trade exception, sebesar $8.9 juta, yang Lakers terima melalui trade Lamar Odom ke Dallas Mavericks tahun lalu.

Nash sendiri dipastikan akan menerima kontrak senilai $27 juta dengan masa kontrak 3 tahun; nilai kontrak yang bisa dibilang ‘bargain’ untuk jasa seorang Steve Nash mengingat seminggu sebelumnya Toronto Raptors berani memberikan penawaran sampai sebesar $36 juta dengan masa kontrak 3 tahun untuk membawa Nash pulang ke Kanada. Alasan Nash menolak tawaran uang yang 30 persen lebih banyak tentunya adalah kesempatan untuk meraih satu hal yang belum pernah dirasakannya, menjadi juara NBA.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah Lakers benar-benar memiliki kesempatan untuk mengungguli Miami Heat dan Oklahoma City Thunder dengan masuknya Nash? Saya jujur bukan seseorang yang suka berspekulasi mengenai siapa yang akan menjadi juara NBA disaat seluruh tim masih berbenah dan musim kompetisi belum bergulir. Tetapi, saya ingin berbagi pendapat mengenai kira-kira impact seperti apa yang akan diberikan Steve Nash terhadap Lakers, kelebihan dan kekurangannya.

Friday, June 29, 2012

NBA Draft 2012:
Highlights NBA Draft 2012 Event

By Rangga Sobiran, Keep It NBA contributor


Untuk para NBA followers yang pagi ini tidak dapat menyaksikan siaran NBA Draft 2012, Keep It NBA akan share beberapa highlight (courtesy of NBA.com) dari event pagi ini. Untuk kenyamanan para NBA followers yang berdomisili di tanah air tercinta, highlights ini kami host di server lokal supaya streaming lebih cepat. Tapi kami ingatkan bahwa bagi yang sensitif bandwidth, video dibawah membutuhkan bandwidth yang besar.

NBA Draft 2012 Recap!


Thursday, June 28, 2012

Catatan NBA Draft 2012:
Shooting Guard Prospect Pilihan Keep It NBA

By Rangga Sobiran, Keep It NBA contributor



Bradley Beal
18 tahun; 6’5”; 202 lbs
Florida, Freshman
Stats: 14.8 ppg, 6.7 rpg, 1.4 spg, .445 FG, .339 3FG
Proyeksi posisi draft: Top 3
Komparasi pemain NBA:
Ben Gordon versi lebih besar

Anthony Davis kemungkinan besar akan menjadi draft pick nomor 1, tetapi sampai saat ini masih banyak perdebatan di antara para pengamat siapa yang akan muncul sebagai draft pick nomor 2? Salah satu pemain yang menjadi kandidat kuat adalah Bradley Beal, shooting guard bertubuh kokoh asal University of Florida.

Beal adalah shooting guard penuh potensi; di umurnya yang masih 19 tahun, Beal telah menunjukkan kedewasaan dalam mengambil keputusan dan etos kerja yang positif sebagaimana diceritakan oleh pelatih Florida, Billy Donovan, via Draftexpress.com. Walaupun rataan angka yang dicetak oleh Beal sepanjang musim terlihat biasa saja (14.8 ppg), para pengamat merasa cukup puas dengan basketball IQ dan “motor” yang didemonstrasikan oleh Beal baik itu dalam menyerang dan bertahan, dan gaya permainannya yang berorientasi kepada permainan tim. Salah satu bukti dari keunggulan etos kerja dan ‘motor’ yang dimiliki Beal adalah kemampuan mencuri rebound sampai 6.7 rebounds per game, statistik rebound yang luar biasa untuk pemain shooting guard dengan tinggi dibawah 6’6”. Kualitas intangible inilah yang memisahkan Beal dengan shooting guard prospek lainnya.

Walaupun masih banyak ruang bagi Beal untuk memperbaiki offensive skill yang dimilikinya, sejujurnya tidak banyak kelemahan yang dimiliki Beal. Saat ini Beal memang dinilai kurang konsisten saat harus mencetak angka dengan permainan isolation play, tetapi para pengamat percaya kelemahan ini bisa dilatih mengingat Beal menguasai teknik dasar bola basket seperti dribbling, passing dan shooting yang solid. Selain itu, Beal memiliki senjata lain seperti pergerakan tanpa bola menggunakan screen, kemampuan catch-and-shoot dan menyelesaikan transisi fast break dengan efisien.

Rumor seputar NBA mengatakan bahwa Washington Wizards dan Cleveland Cavaliers adalah dua tim yang sangat tertarik untuk mendapatkan jasa Beal. Kabarnya Charlotte Bobcats menawarkan kepada beberapa tim untuk menukar posisi draft pick nomor 2 yang mereka miliki dengan posisi lottery pick yang lebih rendah ditambah extra draft pick di akhir 1st round; dan Cavaliers adalah salah satu tim yang tertarik untuk memberikan hak draft pick nomor 4 dan 24 agar dapat naik ke posisi 2 dan mengamankan Beal dari ancaman Wizards yang kabarnya juga akan mengadopsi Beal apabila masih available di posisi ke 3. Alasannya kedua tim ini sangat tertarik dengan kemampuan Beal simple, Cavaliers dan Wizards adalah dua tim yang memiliki point guard berbakat dalam figur Kyrie Irving dan John Wall, dan Bradley Beal dengan kemampuannya mencetak angka tanpa harus mendominasi bola adalah partner yang cocok untuk kedua pemain tersebut.

Catatan NBA Draft 2012:
Point Guard Prospect Pilihan Keep It NBA

By Rangga Sobiran, Keep It NBA contributor


Damien Lilliard
21 tahun; 6’3” (190.5 cm); 189 lbs (85.7 kg)
Weber State, Junior
Stats: 24.5 ppg, 5.0 rpg, 4.0 apg, .467 FG, .409 3FG
Proyeksi posisi draft: Top 10
Komparasi pemain NBA: George Hill

Damien Lilliard adalah pemain yang draft stock-nya menanjak dengan pesat setelah performa yang dominan di tahun ke-4 bersama Weber State University; permainannya dianggap cukup baik oleh para pengamat untuk diposisikan sebagai point guard prospek nomor 1 di NBA Draft 2012.

Rataan angka 24.5 points per game menempatkan Lilliard di posisi ke-2 pencetak angka terbanyak di NCAA musim 2011-2012. Lilliard adalah PG bertipe scorer dan gaya permainannya mengingatkan banyak pengamat akan George Hill, point guard Indiana Pacers. Sama seperti Hill yang berasal dari universitas dengan program basket kurang populer (IUPUI), Lilliard juga bermain untuk universitas Weber State University yang program basket-nya cukup asing di telinga kebanyakan fans NBA; persaingan di Big Sky Conference, wilayah dimana Weber State University berkompetisi, juga tergolong lemah.

Tetapi Lilliard berhasil membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dengan pemain-pemain dari program yang lebih populer saat melakukan workout gabungan di event the Draft Combine 2012. Selain kemampuan dalam mencetak angka, para pengamat juga menyukai ukuran fisik Lilliard (6’3”) yang di atas rata-rata kebanyakan point guard NBA (6’1”); dengan profil fisik ini, diharapkan Lilliard dapat memberikan perlawanan saat harus berhadapan dengan point guard top NBA tinggi-nya juga di atas rata-rata seperti Deron Williams, Russell Westbrook atau Derrick Rose.

Kelemahan Lilliard adalah kemampuan membaca lapangan dan passing yang biasa-biasa saja untuk ukuran point guard kelas NBA. Lilliard memang lebih cocok dimasukkan ke dalam kategori combo guard dibanding point guard. Bagi tim yang membutuhkan koordinator serangan seperti seorang Rajon Rondo atau Chris Paul, Lilliard bukanlah pilihan yang cocok; Lilliard akan lebih berharga apabila dia diberikan kebebasan untuk mencetak angka ketimbang harus menjadi distributor bola layaknya point guard klasik.

Tuesday, June 12, 2012

Catatan Playoff Keep It NBA:
NBA Finals 2012 Preview | Oklahoma City Thunder vs. Miami Heat

By Rangga Sobiran, Keep It NBA contributor



Berikut adalah catatan, preview, prediksi Keep It NBA mengenai apa yang dapat diharapkan pada pertandingan Final NBA 2012

Russell Westbrook, Thunder X-Factor

Walaupun keputusannya dalam mengatur serangan dan melepaskan tembakan sering menimbulkan pertanyaan, Westbrook memiliki potensi untuk kembali menjadi x-factor seperti saat Thunder melawan Los Angeles Lakers di babak semifinal wilayah. Alasannya, pertama, berbeda dengan saat melawan Spurs, dimana Westbrook harus mengatur energi dan stamina tidak hanya untuk mencetak angka, tetapi juga menjaga Tony Parker yang sangat berbahaya dalam menyerang. Pada match-up melawan Heat kemungkinan Westbrook akan diadu dengan Mario Chalmers, pemain yang lebih banyak mengandalkan spacing untuk melepaskan tembakan 3-point dibanding melakukan penetrasi seperti Parker. Dengan kata lain, stamina Westbrook akan lebih terjaga karena tidak perlu kerja extra keras dalam bertahan. Kedua, lemahnya pertahanan interior Heat akan mengundang banyak penetrasi dari Westbrook. Apabila Chris Bosh, Udonis Haslem, Joel Anthony terlambat melakukan rotasi pertahanan, siap-siap dihujani slam dunk oleh Westbrook atau mengalami foul trouble yang berakhir dengan banyak kesempatan Free Throw untuk Westbrook. Tetapi, gaya permainan agresif penuh emosi yang dimainkan Westbrook juga bagaikan pedang bermata dua; seperti yang kita saksikan saat Game 5 dan Game 6 melawan Spurs dimana keputusan buruk Westbrook sering membahayakan tim. Turnover dan missed shot Westbrook di babak ke-4 beberapa kali memberikan Spurs kesempatan mengejar ketinggalan. Menjaga ketenangan dan mengontrol emosi akan jadi tantangan yang paling berat bagi Westbrook.

Thunderous Defense: Sefolosha, Perkins and Ibaka

Sebelum series antara Thunder dan Spurs dimulai, saya memprediksikan Thunder akan kalah dari Spurs dalam 6 pertandingan. Alasan utamanya adalah buruknya penampilan Thabo Sefolosha sejak Playoffs babak pertama melawan Dallas Mavericks hingga babak semifinal wilayah melawan Lakers. Thunder praktis tidak memiliki perimeter defender mumpuni untuk meredam pergerakan bola dan tembakan jarak jauh Spurs. Tetapi performa permainan shooting guard asal Swiss ini berbalik 180 derajat pada Game 3 melawan Spurs; dan sejak saat itu performa Thunder terus meningkat terutama dari segi defense. Sefolosha mencuri bola rata-rata 2.5 kali per game sepanjang series melawan Spurs dan berhasil menekan pergerakan bola yang dilancarkan Spurs. Pada series melawan Heat ini, Sefolosha akan diandalkan untuk melakukan penjagaan man-to-man terhadap LeBron James atau Dwyane Wade secara bergantian tergantung situasi. Sefolosha akan dibantu oleh Serge Ibaka dan Kendrick Perkins yang akan membantu menutup jalur penetrasi James  dan Wade di bawah ring. Tandem Ibaka dan Perkins akan menjadi tandem interior defender tersulit yang akan James dan Wade hadapi sepanjang Playoffs; tandem ini lebih tangguh dalam menggalang pertahanan dibandingkan tandem Chandler - Stoudemire, Hibbert - West ataupun Garnett - Bass yang Heat pernah hadapi sebelumnya.

Chris Bosh, The Unsung Hero

Bosh yang baru saja pulih dari cedera otot perut akan menjadi pemain kunci untuk merusak pertahanan interior Thunder. Adalah kemampuan Bosh melesakkan tembakkan jarak jauh hingga garis 3-point yang akan menjadi kunci. Dengan kemampuan ini, Bosh memiliki peran penting yaitu untuk memaksa salah satu dari Perkins atau Ibaka untuk keluar dari area paint sehingga tercipta celah untuk James dan Wade untuk melakukan tusukkan ke dalam. Peran stretch pf inilah yang tidak dapat dijalankan dengan efektif oleh Pau Gasol (Lakers) dan Boris Diaw (Spurs) saat melawan Thunder. Selain itu Bosh juga diharapkan dapat meningkatkan kekuatan Heat dalam penyerangan di bawah ring. Walaupun sejak bergabung dengan Heat, Bosh lebih sering beroperasi di luar area paint setidaknya pemain yang mengawali karirnya di Toronto Raptors ini memiliki kemampuan mencetak angka melalui gerakan back-to-the basket yang lebih bisa diandalkan dibandingkan Haslem ataupun Anthony. Dengan adanya Bosh yang dapat bermain di dalam maupun di luar area paint, Heat akan mampu berbuat lebih banyak saat dipaksa bermain halfcourt offense; dimana saat melawan Boston Celtics, dengan absennya Bosh, terkadang terlihat kesulitan saat dipaksa bermain half-court offense bertempo pelan. Bosh memang tidak lebih hebat dari James atau Wade, tetapi Bosh mungkin adalah pemain paling penting yang dimiliki Heat. Mampu atau tidaknya Bosh menjalankan perannya sebagai inside-ouside threat akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan Heat mengalahkan Thunder.

Clutch Warriors: Dwyane Wade vs James Harden

Gaya permainan kedua pemain ini memang berbeda, dimana Wade cenderung lebih banyak mengandalkan kemampuan atletik sedangkan Harden terkenal crafty, mengandalkan kecerdikan. Tetapi kedua pemain ini sebenarnya lebih banyak kesamaan dibandingkan perbedaan. Wade dan Harden adalah dua pemain unik yang sering terkesan sepi di awal pertandingan namun bisa berubah menjadi monster di akhir pertandingan. Kedua pemain ini juga memiliki reputasi sebagai clutch players dimana mereka mampu mencetak angka penting pada saat genting; seperti tembakkan 3-point Harden yang memastikan kemenangan Thunder atas Spurs di Game 5 babak final wilayah. Pertarungan 1-on-1 battle antara Wade dan Harden akan berlangsung seru; duel scoring yang tidak kalah heboh atau bahkan lebih heboh dari duel antara Ginobili dan Harden di babak final wilayah barat.

Game of Throne: LeBron James vs Kevin Durant

Ini adalah match-up NBA Finals yang paling ditunggu-tunggu; pertarungan antara dua pemain teratas untuk kategori pemain terbaik NBA musim 2011-12. Sepanjang Playoffs 2012 berlangsung, belum ada pemain yang dapat menghentikan ataupun menyaingi James; Carmelo Anthony, Danny Granger dan terakhir Paul Pierce tidak dapat berbuat banyak. Grafik permainan James terus menanjak terutama sejak series melawan Indiana Pacers di babak semifinal wilayah, dimana James sempat mencetak 40 points 18 rebounds 9 assists di Game 4, hingga mampu memimpin Heat untuk memenangkan series melawan Boston Celtics di babak final wilayah setelah tertinggal 3-2; tentu saja tidak bisa kita lupakan penampilan James pada Game 6 melawan Celtics dimana James berhasil mencetak 45 points 15 rebounds dengan persentase field goal 73 persen sekaligus menyamakan kembali kedudukan series menjadi 3-3.

Apakah Kevin Durant akan menjadi jawaban Thunder untuk menghentikan James? Jawabannya adalah tidak. Karena James memang tidak dapat dihentikan oleh pemain siapapun mengingat kelebihan yang dimiliki James dari segi kombinasi skill dan fisik yang jauh di atas rata-rata pemain NBA lain, termasuk Durant. Lalu apakah yang bisa dilakukan Durant? Pemain kelahiran Washington DC ini akan menekan James dengan cara memaksa James untuk bekerja keras untuk menghentikannya mencetak angka. Durant adalah pure scorer yang sulit dijaga; dengan tinggi 6’9” (lebih dekat ke 6’10”) dan wingspan yang lebar, Durant mampu menciptakan mismatch di posisi small forward hampir di setiap pertandingan. Seperti James, Durant juga belum menemukan pemain yang dapat memberikannya kesulitan dalam mencetak angka sepanjang Playoffs. Tetapi melawan Heat akan berbeda, karena James mungkin adalah satu-satunya pemain yang punya kemampuan untuk menjaga Durant secara 1-on-1 dengan efektif.

Pertanyaannya adalah, apakah James akan memiliki energi yang cukup untuk menjadi tumpuan serangan Heat secara full-time dan pada saat yang bersamaan berusaha untuk mematikan Durant? Usaha ini tidak akan berhasil apabila James tidak mendapat support yang cukup dari pemain Heat lain untuk mempermudah pekerjaannya. Kenyataannya sepanjang Playoffs tumpuan Heat terhadap James tidak semakin berkurang, tetapi malah semakin tinggi, Sebaliknya Durant, memiliki supporting cast yang sepanjang Playoffs telah membuktikan bahwa mereka mampu mengurangi beban yang harus dipikul Durant.

Prediction: Thunder 4 – Heat 2

Thunder bukanlah sebuah tim yang bisa dikalahkan dengan hanya mengandalkan King James seorang diri ataupun trio James, Wade dan Bosh. Dan Heat juga bukan tim yang dapat dikalahkan oleh Durant seorang diri ataupun trio Durant, Harden dan Westbrook saja. Kemenangan akan direbut oleh tim yang mampu memberikan lebih banyak dari setiap pemain yang ada di roster. Dan Thunder memiliki lebih banyak pemain yang dapat memberikan kontribusi kepada kemenangan; terbukti Ibaka, Perkins, Sefolosha, Derek Fisher sampai Nick Collison semua mampu menjadi penentu kemenangan di babak-babak sebelumnya, melebihi kontribusi yang diberikan oleh Mario Chalmers, Shane Battier, Udonis Haslem dan Joel Anthony. Prediksi saya Thunder akan keluar sebagai juara NBA 2012.

Monday, May 28, 2012

Playoffs 2012:
In With the New, Win With the Old

By Ichank Nasution, Keep It NBA contributor


Living legend Tim Duncan, left, showing encouragement
to rising second year shooting guard Danny Green, right.
The toughest challenge for championship-contending veteran teams with a core that has been together for years is to remain competitive year after year. Keeping the veteran core intact is often times the priority; yet winning is always the lone measurement of success.

Aging stars are faced with increasing mileage, declining athleticism, decreasing endurance, longer injury recovery time and eventual makeover of style of play to compensate. And that’s just internally. Nightly, they must compete against younger, more energetic and athletic players that can run faster and jump higher. Reliance on these veteran stars’ individual abilities must be lowered by default.

Acquiring new talent is the logical solution. However, at what cost? Adding quality talent means owners must open their pocketbooks. Meanwhile, league regulations in the form of the NBA salary cap and luxury tax discourages teams from going overboard with payroll. Often, the veteran star’s large salaries themselves create the inflexibility to acquire quality players. Additionally, the adverse effect of being perennial playoff teams is the inability to secure a high draft pick to add a young impact player.

Saturday, May 19, 2012

Indiana Pacers:
Pacing Back to Relevance

By Rangga Sobiran, Keep It NBA contributor



After successfully stealing away Game 2 of the Eastern Conference Semifinals from the Miami Heat, the Indiana Pacers followed it with another important Game 3 win at home Thursday night; pushing themselves ahead in this series 2-1 with home court advantage. Despite the Pacers’ impressive regular season which saw them booking the third best Win-Loss record in the Eastern Conference (42-24), good enough for fifth best in the league, no one picked them over their Central Division rival, the Chicago Bulls, and title favorite, the Heat, to make the Eastern Conference Final; especially considering how young and inexperienced the make up of the team is. A Derrick Rose and Chris Bosh injury later, people may be forced to change their opinion.

It has been an uplifting season for Pacers’ fans; but that might be an understatement considering how far this franchise have come along since what happened in 2004. Eight years ago, the Indiana Pacers was one of the best teams in the NBA after closing the 2003-2004 regular season with a league best 61-21 win-loss record; still the best in franchise history since its establishment in 1967 as a member of the old American Basketball Association (ABA). Despite being knocked out of the 2004 Eastern Conference Finals (4-2) by the eventual champion, the Detroit Pistons, Pacers fans then had every reason to be optimistic for their team’s ability to reach greater heights in the future.

Coached by Rick Carlisle, the 2002 Coach of the Year who won his first championship last year coaching the Dallas Mavericks, and boasting a core of talent consisting of approaching-prime yet still relatively young players such as All-Star forward/center Jermaine O’Neal (26); key member of San Antonio Spurs’ 2003 championship team, guard/forward Stephen Jackson (26); New York playground legend, point guard Jamaal Tinsley (26); the 2004 Defensive Player of the Year, All-Star forward Ron Artest (25) who last year legally changed his name to Metta World Peace; and Pacers legend, shooting guard Reggie Miller (39) to provide veteran leadership; the Pacers thought they had everything in place for immediate and future championship contention.