Sunday, April 29, 2012

Catatan Playoff Keep It NBA:
First Round Preview | Indiana Pacers vs. Orlando Magic

By Rangga Sobiran, KeepItNBA contributor




Indiana Pacers


Overall W/L Record: 46 – 24
Rank #2 Central Division
Rank #3 Eastern Conference

Home W/L Record: 23 – 10
Away W/L Record: 19 – 14



Regular Season Team Stats
  • Points Per Game: 97.7 (Rank #13)
  • Field Goal Percentage: 0.438 (Rank #24)
  • 3-Point Made Per Game: 5.9 (Rank #19)
  • 3-Point Field Goal Percentage: 0.368 (Rank #6)
  • Free Throws Made Per Game: 20.4 (Rank #2)
  • Free Throws Percentage: 0.783 (Rank #4)
  • Opponents Points Per Game: 94.4 (Rank #10)
  • Opponents Field Goal Percentage: 0.435 (Rank #6)
  • Opponents 3-Point Made Per Game: 6.7 (Rank #23)
  • Opponents 3-Point Field Goal Percentage: 0.351 (Rank #17)
  • Opponents Free Throw Made Per Game: 17.9 (Rank #24)

Regular Season Team Leaders
  • Minutes Per Game: Danny Granger - 33.1 minutes
  • Points Per Game: Danny Granger - 18.7 points
  • Rebounds Per Game: Roy Hibbert - 8.8 rebounds
  • Assists Per Game:  Darren Collison  - 4.8 assists
  • Blocks Per Game: Roy Hibbert - 2.0 blocks
  • Steals Per Game: Paul George - 1.6 steals
  • Field Goal Percentage: Roy Hibbert - 0.497
  • 3-Point Percentage: Paul George - 0.385

Notable Strength:

Salah satu keunggulan Indiana Pacers adalah akurasi tembakan free throw (#3 terbaik, .782).  Mereka menyadari ini (#2, 20.4 free throw make per game) dan agresif mencari kesempatan free throw (#2, 26.1 free throw attempt) dan menyerang pertahanan interior lawan (#4 terbanyak, 21.6 foul per game).  Selain itu, Pacers cukup disipin menjaga bola (#7, 13.2), dan menghindari steal dari lawan (#3 terendah, 6.6 steal per game), akurat menembak dari 3-angka (#6, .368) dan mendapatkan 2nd chance points (#6, 12.5 offensive rebound per game).

Pacers juga dikenal sebagai tim yang tangguh dalam pertahanan, dilihat dari persentase field goal lawan (#6 terendah, .435), jumlah blok (#9, 5.4 per game) dan jumlah total rebound (43.9 total rebound per game),

Notable Weakness:

Kelemahan utama Pacers adalah kurangnya playmaking dan sharing bola (#2 terburuk, 18.6 assist per game). Ketika Pacers dapat melebihi jumlah assist lawannya, rekor menang-kalah mereka dominan (26-1), sehingga kelemahan ini menjadi crucial.

Kelemahan lain Pacers adalah akurasi tembakan (#7 terburuk, .438 field goal percentage), tembakan di bawah ring (#2 terburuk, .580 field goal percentage at the rim) dan jumlah blok yang dilakukan oleh lawan (#4 terbanyak, 6.0 block per game).


Orlando Magic


Overall W/L Record: 37 – 29
Rank #3 Southeast Division
Rank #6 Eastern Conference

Home W/L Record: 21 – 12
Away W/L Record: 16 – 17



Regular Season Team Stats
  • Points Per Game: 94.2 (Rank #21)
  • Field Goal Percentage: 0.441 (Rank #21)
  • 3-Point Made Per Game: 10.2 (Rank #1)
  • 3-Point Field Goal Percentage: 0.375 (Rank #3)
  • Free Throw Made Per Game: 15.1 (Rank #28)
  • Free Throw Percentage: 0.660 (Rank #30)
  • Opponents Points Per Game: 93.4 (Rank #8)
  • Opponents Field Goal Percentage: 0.449 (Rank #15)
  • Opponents 3-Point Made Per Game: 6.3 (Rank #13)
  • Opponents 3-Point Field Goal Percentage: 0.347 (Rank #13)
  • Opponents Free Throw Made Per Game: 15.2 (Rank #5)

Regular Season Team Leaders
  • Minutes Per Game: Dwight Howard - 38.1 minutes
  • Points Per Game: Dwight Howard - 20.6 points
  • Rebounds Per Game: Dwight Howard - 14.5 rebounds
  • Assists Per Game: Jameer Nelson - 5.7 assists
  • Blocks Per Game: Dwight Howard - 2.2 blocks
  • Steals Per Game: Dwight Howard - 1.5 steals
  • Field Goal Percentage: Dwight Howard - 0.573
  • 3-Point Percentage: J.J. Reddick - 0.418

Notable Strength:

Orlando Magic adalah tim terbaik dalam urusan menembak 3-point; tim asuhan Stan Van Gundy ini bukan sekedar terbanyak dalam menembakkan 3-point saja, tapi pemain Magic mampu melesakkan tembakan-tembak 3-point dengan akurasi yang tinggi (Rank #1 3-point made per game; Rank #3 3-point field goal percentage). Kalau dilihat dari personnel yang dimiliki Magic, enam pemain Magic melepaskan tembakan 3-point di atas dua kali di setiap pertandingan dengan akurasi di atas .350 persen (persentase yang solid untuk tembakan 3-point): Ryan Anderson (2.7 3-point per game; .393 3-point percentage), Jason Richardson (1.9 3-point per game; .368 3-point percentage); Hedo Turkoglu (1.7 3-point per game; .353 3-point percentage); J.J. Reddick (1.7 3-point per game; .418 3-point percentage); Jameer Nelson (1.5 3-point per game; .377 3-point percentage); Quentin Richardson (0.9 3-point per game; .350 3-point percentage).

Notable Weakness:

Istilah yang tepat untuk mendeskripsikan gaya permainan Magic adalah, "They Live and Die by the Jumpers". Gaya permainan Magic yang terlalu mengandalkan tembakan 3-point sering menjadi boomerang saat pemain-pemain Magic tidak dapat menemukan ritme tembakan  sepanjang pertandingan. Long rebound yang dihasilkan pantulan tembakan 3-point yang gagal sering memicu serangan fast break dari lawan; tanpa Dwight Howard, long rebound ini akan sulit di kontrol. Lawan Magic akan berusaha melakukan pressure defense di garis perimeter untuk merusak ritme tembakan.

Yang paling terasa dari absennya Dwight Howard adalah lemahnya interior defense Magic. Selama ini perimeter defender Magic tidak perlu bekerja terlalu kerasa karena memiliki Howard yang mampu menghentikan penetrasi lawan. Tanpa Howard, Magic hanya dapat mengandalkan Ryan Anderson (0.4 blocks), Glen Davis (0.3 blocks) dan rookie Daniel Orton (0.6 blocks) untuk melakukan pertahanan di bawah ring; pemain-pemain yang lemah dalam pertahanan.

Match-up Analysis

Regular Season Series (Indiana Pacers 1 – Orlando Magic 3)
  • Game 1: Orlando Magic 102 – Indiana Pacers 83
  • Game 2: Indiana Pacers 106 – Orlando Magic 85
  • Game 3: Orlando Magic 85 – Indiana Pacers 81
  • Game 4: Indiana Pacers 94 – Orlando Magic 107

Point Guard: Belum ada konfirmasi mengenai siapa yang akan diturunkan sebagai starting point guard di antara Darren Collison (10.3 points, 3.1 rebounds, 4.8 assists) dan George Hill (13.9 points, 3.7 rebounds, 5.3 assists, sebagai starter). Collison adalah point guard utama Pacers sepanjang musim ini sebelum digantikan Hill saat Collison mengalami cedera di pertengahan bulan April. Hill tidak mensia-siakan kesempatan itu dan langsung memimpin Pacers memenangkan tujuh pertandingan berturut-turut, winning streak terpanjang yang berhasil dicapai Pacers musim ini. Collison adalah point guard yang senang bermain up-tempo offense, memulai fast break dan melakukan penetrasi menggunakan kecepatan, tetapi kurang bagus dalam memainkan half-court offense. Walaupun tidak secepat Collison, George Hill adalah pemain yang memiliki offensive skill lebih lengkap daripada Collison; Hill mampu mencetak angka dengan berbagai macam cara dari mulai menembakkan floaters, mid-range shot sampai 3-point shot. Tetapi dalam hal bertahan, Collison masih lebih unggul, dengan kecepatan dan wingspan yang lebar, Collison yang sejak masa kuliah di UCLA dikenal sebagai man-to-man defender tangguh tidak mudah untuk dilewati. Level permainan Jameer Nelson (11.9 points, 3.2 rebounds, 5.7 assists) terus menurun sejak Orlando Magic kalah di Final NBA 2009 dari Los Angeles Lakers. Walaupun Nelson mampu mencetak angka lebih banyak (15.3 points di bulan April) sejak Dwight Howard cedera, efisiensi Nelson dalam mencetak angka justru menurun (.395 field goal percentage di bulan April). Dengan tidak adanya Howard, Nelson harus bekerja lebih keras menyiasati penjagaan yang lebih ketat. Pada Playoff series ini, Nelson harus menghadapi dua point guard muda Pacers yang lebih cepat, lebih besar dan lebih lapar.
Keunggulan: Pacers

Shooting Guard: Paul George adalah salah satu NBA rising star. George memiliki profil fisik yang menjanjikan dengan tinggi 6'8", wingspan yang lebar, dan lompatan yang tinggi. Yang mengejutkan dari George adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menembak 3-point dan ball-handling skill yang solid; dengan kelebihan ini George mampu dimainkan di posisi shooting guard, menciptakan size mismatch problem bagi kebanyakan lawan Pacers. Jason Richardson kemungkinan akan kembali dimainkan sebagai starting shooting guard menggantkan JJ Reddick setelah Hedo Turkoglu kembali dari cedera. Richardson di umurnya yang sudah tidak muda lagi, lebih banyak berperan sebagai spot-up shooter. Tetapi, dengan absennya Dwight Howard dan gaya bermain Magic yang mengandalkan 3-point shot, kemungkinan penjagaan Pacers di bawah ring akan sedikit melonggar, dan Richardson diharapkan sesekali dapat melakukan cutting to the basket untuk mencetak easy basket atau mencari shooting foul. Dengan menurunnya kualitas permainan Richardson dan absennya Howard dalam membantu menarik double-team, George akan memenangi matchup ini.
Keunggulan: Pacers

Small Forward: performa Danny Granger (18.7 points, 5.0 rebound, 0.7 blocks) kian membaik pasca All-Star game (21.6 points, .461 field goal percentage, .473 3-point field goal percentage di bulan April). Granger adalah go-to-guy yang akan diandalkan menjadi sumber points untuk Pacers. Walaupun Granger belum sepenuhnya mampu memainkan peran itu, pemain lulusan University of New Mexico ini adalah pemain dengan offensive skill paling lengkap yang dimiliki Pacers. Hedo Turkoglu (10.7 points, 3.8 rebounds, 4.5 assists) telah kembali dari cedera facial fracture dan walaupun mengalami kekalahan pemain asal Turki ini langsung mencetak 18 points di pertandingan pertamanya melawan Memphis Grizzlies yang bermain full team. Kelebihan Hedo adalah kemampuannya memainkan peran point forward untuk membantu Jameer Nelson mengatur serangan. Tanpa Dwight Howard yang biasa menciptakan peluang bagi pemain lain dengan menarik double-team, peran Hedo sebagai offense creator menjadi sangat penting. Masalahnya sudah hampir lima tahun sejak Hedo mampu menampilkan permainan terbaiknya secara konsisten.
Keunggulan: Pacers

Power Forward: Setelah lebih banyak memainkan peran pendukung sepanjang musim, David West (12.8 points, 6.6 rebounds, 2.1 assists) sepertinya di babak Playoff akan lebih agresif sebagai pencetak angka; West mulai panas di bulan April (15.2 points .546 field goal percentage). Peran West yang paling penting adalah memberikan arahan pada para pemain muda Pacers dan menjadi pemain veteran yang bisa tetap bermain dengan kepala dingin di saat intensitas permainan memanas; layaknya pertandingan babak Playoff. Permainan Ryan Anderson (16.1 points 7.7 rebounds, 2.7 3-point made per game, .393 3-point field goal percentage) tidak banyak berubah sebelum dan sesudah Howard cedera; Anderson tetap akan meluncurkan tembak 3-point sebanyak mungkin walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa cederanya Howard memberikan efek negatif pada efisiensi Anderson dalam melakukan tembakan 3-point, persentase turun hingga .275 persen di bulan April; jauh dibawah persentase sepanjang musim (.393). Tetapi, perlu dicatat juga bahwa, Anderson bukan hanya sekedar shooter, Anderson adalah salah satu offensive rebounder terbaik di NBA (3.7 offensive rebounds, peringkat 7 NBA, sama dengan Dwight Howard). Sebaliknya David West adalah rebounder yang buruk untuk ukuran pemain berposisi power forward. Anderson dengan kemampuannya mencetak angka dari berbagai area di lapangan dan kemampuan rebounding yang lebih baik dari West, akan memenangkan match-up ini.
Keunggulan: Magic

Center: salah satu alasan utama Pacers menjadi tim papan atas NBA adalah perkembangan permainan Roy Hibbert (12.8 points, 8.8 rebounds, 2.0 blocks) yang tahun ini terpilih menjadi All-Star. Hibbert memiliki kombinasi size (7’2”, 275 lbs) dan skill yang di atas rata-rata kebanyakan center NBA; Hibbert tidak hanya mampu mencetak angka dengan gerakan back-to-the-basket, tetapi juga melalui tembakan mid-range. Kemampuan Hibbert yang paling berharga bagi Pacers adalah kemampuan menjadi jangkar pertahanan; sebagai interior defender, dengan keahliannya sebagai shot-blocker, Hibbert sukses mentransformasi Pacers menjadi salah satu tim dengan defense terbaik di NBA (.435 opponents field goal percentage, peringkat 6 terbaik NBA). Untuk menggantikan Howard, coach Stan Van Gundy memainkan Glen ‘Big Baby’ Davis sebagai starting center; surprisingly, Davis bermain cukup bagus sejak dipromosi (15.9 points, 8.7 rebounds, 1.6 steals, .508 field goal percentage). Davis tidak akan bisa menggantikan Dwight Howard sebagai interior defender, tetapi setidaknya Orlando Magic masih dapat memberikan perlawanan dari posisi center. Coach Vogel akan berusaha mengeksploitasi size mismatch antara Hibbert dan Davis untuk menghasilkan banyak easy baskets.
Keunggulan: Pacers

Bench: Pacers memiliki banyak pemain bench yang dapat memainkan peran-peran spesifik: Leandro Barbosa (8.9 points, .424 3-point field goal percentage) adalah pemain yang dapat dimainkan sebagai shooting guard apabila Pacers memilih bermain small ball yang mengandalkan kecepatan; Dhantay Jones (5.3 points) adalah perimeter defender dengan fisikalitas tinggi; Jeff Foster (2.3 points, 3.8 rebounds) dan Louis Amundson (3.6 points, 3.7 rebounds) dua pemain yang sering diandalkan untuk memperkuat interior defense melalui keahlian melakukan defensive rebound; Tyler Hansbrough (9.3 points, 4.4 rebounds) power forward bertipe banger yang mampu mencetak angka melalui permainan low-post dan high-post; dan masih ada salah satu di antara George Hill dan Darren Collison. Pemain cadangan Magic yang paling sering diandalkan adalah shooter JJ Reddick (11.6 points, 2.3 rebounds, 2.5 assists, 1.7 3-point made per game, .418 3-point field goal percentage). Selain Reddick Magic memiliki Quentin Richardson (4.5 points, 2.6 rebounds, .347 3-point field goal percentage) yang juga bertipe shooter; Chris Duhon (3.8 points, 2.4 assists, .420 3-point field goal percentage) yang akan melapis Jameer Nelson sebagai point guard; small forward muda super-atletik Earl Clark (2.7 points, 2.8 rebounds); dan Daniel Orton (2.8 points, 2.4 rebounds, 0.6 blocks), draft picks Magic tahun lalu yang baru mendapat kesempatan bermain sejak Howard cedera.
Keunggulan: Pacers

Coaching: Frank Vogel adalah sosok pelatih yang punya kelebihan sebagai motivator pemain; sifat optimis dan gaya kepelatihan yang cenderung medengarkan pemain ketimbang menggurui sangat disukai oleh para pemain Pacers yang mayoritas masih berusia relatif muda. Vogel adalah salah satu kandidat kuat untuk memenangkan gelar NBA Coach of the Year. Stan Van Gundy terlepas dari banyaknya distraksi drama yang terjadi seputar dirinya dan Dwight Howard, patut dipuji karena tetap berhasil meloloskan Magic ke babak Playoff. Walaupun kesempatan Magic untuk memenangi series kecil, Van Gundy adalah pelatih yang lebih senior dan lebih pintar dalam meramu strategi dan taktik.
Keunggulan: Magic

Kesimpulan: Sejujurnya, tanpa Dwight Howard, kans Magic untuk mengalahkan Pacers yang permainannya sedang menanjak, sangat kecil. Terlalu banyak mismatch antara lineup yang dapat dimainkan Pacers untuk menghadapi para pemain Magic; pemain Pacers lebih atletik, lebih besar dan memiliki skill-set lebih beragam. Tetapi melihat statistik Pacers yang buruk dalam melakukan 3-point defense (6.7 opponents 3-point field goal per game; Ranking #23 NBA) ada kemungkinan Magic dapat mencuri kemenangan; namun sulit untuk percaya bahwa dengan segala keterbatasan Magic dapat mencuri lebih dari 1 game.

Prediksi
Rangga Sobirankontributor Keep It NBA: Pacers 4-1
Ichank Nasutionkontributor Keep It NBA: Pacers 4-1

No comments:

Post a Comment