Saturday, April 28, 2012

Catatan Playoff Keep It NBA:
First Round Preview | Miami Heat vs. New York Knicks

By Rangga Sobiran, KeepItNBA contributor




Miami Heat


Overall W/L Record: 46 – 20
Rank #1 Southeast Division
Rank #2 Eastern Conference

Home W/L Record: 28 – 5
Away W/L Record: 18 – 15



Regular Season Team Stats
  • Points Per Game: 98.5 (Rank #7)
  • Field Goal Percentage: 0.469 (Rank #3)
  • 3-Point Made Per Game: 5.6 (Rank #20)
  • 3-Point Field Goal Percentage: 0.375 (Rank #10)
  • Free Throws Made Per Game: 18.8 (Rank #6)
  • Free Throws Percentage: 0.775 (Rank #7)
  • Opponents Points Per Game: 92.5 (Rank #4)
  • Opponents Field Goal Percentage: 0.434 (Rank #5)
  • Opponents 3-Point Made Per Game: 7.3 (Rank #29)
  • Opponents 3-Point Field Goal Percentage: 0.363 (Rank #25)
  • Opponents Free Throw Made Per Game: 16.0 (Rank #8)

Regular Season Team Leaders
  • Minutes Per Game: LeBron James - 37.3 minutes
  • Points Per Game: LeBron James - 27.2 points
  • Rebounds Per Game: LeBron James - 7.9 rebounds
  • Assists Per Game:  LeBron James  - 6.2 assists
  • Blocks Per Game: Joel Anthony - 1.3 blocks
  • Steals Per Game: LeBron James - 1.9 steals
  • Field Goal Percentage: LeBron James - 0.531
  • 3-Point Percentage: Mike Miller - 0.453

Notable Strength:

Dengan dua atlit dan finisher di ring terbaik di NBA yaitu LeBron James dan Dwyane Wade, Miami Heat adalah tim yang sangat berbahaya di open court dan sulit dibendung ketika melakukan penyerangan fast break.  Serangan seperti ini didukung oleh akurasi memasukkan bola (#4, .469 field goal percentage), kemampuan mencuri bola (#3, 8.9 steal per game) dan menciptakan turnover lawan (#3, 15.8 turnover per game). Selain itu, Heat termasuk tim papan atas dari segi defense dilihat dari perolehan angka musuh (#4 terendah, 92.5 poin per game), persentase field goal lawan (#5 terendah, .434) dan total rebound musuh (#1 terendah, 39.8 total rebound per game).

Dengan membungkus rekor ke-2 terbaik di wilayah timur, Heat dapat dengan baik memanfaatkan home court advantage di playoff karena rekor menang-kalah di home (28-5) yang terbaik di NBA, dan rekor kemenangan di home yang luar biasa ketika leading setelah halftime (22-1) dan leading setelah quarter ke-3 (24-1).

Notable Weakness:

Salah satu kelemahan terbesar Heat adalah offense diluar pemain Big-3 Heat (LeBron James, Dwyane Wade dan Chris Bosh) terutama perolehan dari benchnya yang hanya mencetak 24.6 poin per game, ke-4 terburuk di NBA.

Walaupun Heat adalah tim bertahan papan atas, kelemahannya adalah perimeter defense, dilihat dari jumlah tembakan 3-angka yang berhasil dicetak (#2 terbanyak, 7.3 3-point per game) dan yang di attempt (#4 terbanyak, 20.0 per game) oleh lawan serta persentase 3-angka lawan (#5 terburuk, .363).

Sebagai tim yang susah dikalahkan ketika bermain di kandang, Heat tidak memiliki rekor sebanding bermain di away (18-15), dan kurang berhasil mengejar kekalahan di road ketika trailing setelah halftime (8-13) dan trailing setelah quarter ke-3 (6-14). Disamping itu, Heat memasuki Playoff dengan permainan dibawah standar, dengan hanya mencetak 88.1 points per game selama 10 game menjelang Playoff, yaitu peringkat ke-3 terburuk di NBA selama 10 game terakhir.


New York Knicks


Overall W/L Record: 36 – 30
Rank #2 Atlantic Division
Rank #7 Eastern Conference

Home W/L Record: 22 – 11
Away W/L Record: 14 – 19



Regular Season Team Stats
  • Points Per Game: 97.9 (Rank #10)
  • Field Goal Percentage: 0.443 (Rank #19)
  • 3-Point Made Per Game: 7.8 (Rank #5)
  • 3-Point Field Goal Percentage: 0.336 (Rank #21)
  • Free Throw Made Per Game: 18.4 (Rank #7)
  • Free Throw Percentage: 0.741 (Rank #22)
  • Opponents Points Per Game: 89.4 (Rank #3)
  • Opponents Field Goal Percentage: 0.442 (Rank #10)
  • Opponents 3-Point Made Per Game: 6.7 (Rank #20)
  • Opponents 3-Point Field Goal Percentage: 0.359 (Rank #23)
  • Opponents Free Throw Made Per Game: 17.7 (Rank #22)

Regular Season Team Leaders
  • Minutes Per Game: Carmelo Anthony - 34.0 minutes
  • Points Per Game: Carmelo Anthony - 22.6 points
  • Rebounds Per Game: Tyson Chandler - 9.9 rebounds
  • Assists Per Game: Jeremy Lin - 6.2 assists
  • Blocks Per Game: Tyson Chandler - 1.4 blocks
  • Steals Per Game: Iman Shumpert - 1.7 steals
  • Field Goal Percentage: Tyson Chandler - 0.679
  • 3-Point Percentage: Steve Novak - 0.472

Notable Strength:

New York Knicks termasuk tim terbaik dalam menekan ballhandler lawan, sebagai tim ke-2 terbaik dalam mencuri bola (9.4 steal per game), ke-2 terbaik dalam menciptakan turnover (16.2 turnover per game) dan tidak memberikan kesempatan lawan melakukan assist (ke-2 terendah, 18.9 assist per game).

Salah satu senjata serangan terkuat Knicks adalah tembakan 3-angka, dengan mengambil sebanyak 23.3 tembakan, ke-2 terbanyak di NBA. Meskipun akurasi tembakan sepanjang musim tidak baik (#21, .336), setelah All Star Break, akurasi shooter Knicks termasuk yang terbaik (#4, .369) dan bahkan dalam 10 game menjelang playoffs, Knicks paling akurat dari 3-angka (.421). Meskipun banyak mengambil tembakan jarak jauh, Knicks juga adalah tim yang agresif menyerang pertahanan lawan (#2, 21.8 foul per game) dengan jumlah free throw make (#7, 18.4 per game) dan free throw attempt (#7, 24.8 per game) yang banyak. 

Serupa denga Heat, Knicks juga bermain cukup baik di kandangnya, Madison Square Garden, dengan rekor menang-kalah 22-11, terutama ketika leading setelah halftime (19-2) dan leading setelah quarter ke-3 (18-1).

Notable Weakness:

Salah satu kelemahan Knicks adalah kecenderungan bermain isolation offense, sehingga kurangnya ball movement.  Peringkat assist Knicks dibawah rata-rata (#18, 20.1 assist per game).  Kelemahan lain adalah kurangnya kedisiplinan menjaga bola (#2 terburuk, 15.3 turnover per game), shotblocking (#5 terburuk, 4.2 block per game), dan meskipun sering mengambil tembakan dari free throw, akurasi tembakan kurang bagus (#22, .741).

Kelemahan lain dari Knicks adalah saat bermain away, dengan rekor menang-kalah dibawah .500 (14-19) dan kurang berhasil mengejar kekalahan saat bertanding away ketika trailing setelah halftime (4-12) dan trailing setelah quarter ke-3 (3-16).


Match-up Analysis

Regular Season Series (Miami Heat 3 – New York Knicks 0)
  • Game 1: New York Knicks 89 – Miami Heat 99
  • Game 2: New York Knicks 88 – Miami Heat 102
  • Game 3: Miami Heat 93 – New York Knicks 85

Point Guard: Mario Chalmers (9.8 points, 3.5 assists, 1.5 steals, 1.6 3-point made per game, .389 3-point field goal percentage) sebenarnya tidak secara full-time berperan sebagai point guard karena dalam menyerang LeBron James dan Dwyane Wade lebih banyak menyentuh bola. Peran Chalmers dalam tim lebih banyak sebagai possession initiator dan sebagai spot-up shooter. Selain itu Chalmers adalah perimeter defender yang cukup solid dan pintar mencari steal. Kontribusi Baron Davis (6.1 points, 1.9 rebounds, 4.7 assists) sepanjang musim reguler kurang signifikan untuk diperhitungkan oleh Miami Heat. Davis sudah kehilangan kecepatan dan explosiveness yang dulu menjadi ciri khas gaya permainannya saat bersama Golden State Warriors.
Keunggulan: Heat

Shooting Guard: menjaga Dwyane Wade (22.1 points, 4.8 rebounds, 4.6 assists, 1.8 steals, 1.3 blocks) sepanjang series akan menjadi tantangan berat bagi rookie Iman Shumpert (9.5 points, 3.2 rebounds, 2.8 assists, 1.7 steals). Shumpert menerima banyak pujian dari pengamat NBA mengenai kemampuannya dalam bertahan; dengan tinggi badan yang ideal (6’5”, 220 lbs) serta level athleticism di atas rata-rata, Shumpert memiliki potensi untuk menyulitkan Wade. Melihat banyaknya scorer yang dimiliki Knicks, kemungkinan besar coach Woodson akan memerintahkan Shumpert untuk sepenuhnya fokus pada pertahanan dan mengembangkan potensinya sebagai lockdown defender. Sebaliknya Wade akan berusaha untuk mengkapitalisasi kesempatan ini.
Keunggulan: Heat

Small Forward: Carmelo Anthony (22.6 points, 6.3 rebounds, 3.6 assists) memanas di saat yang tepat di akhir musim (29.8 points di bulan April). Anthony tidak akan menunjukkan sesuatu yang baru dalam permainannya; Knicks akan mengandalkan Anthony untuk mencetak angka melalui isolation play. Sama seperti Anthony, LeBron James (27.2 points, 7.9 rebounds, 6.2 assists, 1.9 steals) akan menjadi fokus utama offense Miami Heat; perbedaannya James dengan adanya Wade dan Bosh, tidak hanya akan diandalkan sebagi pencetak angka, tetapi juga sebagai fasilitator untuk menciptakan peluang bagi mereka. Yang menarik untuk diperhatikan adalah statistik head-to-head match-up antara James dan Anthony pada musim reguler; khususnya match-up terakhir di bulan April karena Anthony baru saja kembali dari cedera dan belum seratus persen pulih pada match-up pertama di bulan Februari. Pada pertandingan 15 April lalu Anthony berhasil mencetak 42 points dengan persentase tembakan .518 dan James mencetak 29 points dan 3 assists; kemenangan untuk Heat. Yang bisa disimpulkan dari pertandingan tersebut adalah Carmelo Anthony tidak mengalami kesulitan mencetak angka dengan penjagaan yang diberikan LeBron James; selain itu James hanya mencetak 3 assists (dan 6 turnovers) dan melakukan percobaan menembak sebanyak 24 kali, ini menunjukkan bahwa James terpancing untuk menjadikan permainan menjadi scoring battle antara dirinya dan Anthony. Sebagai salah satu playoff series yang paling digembar-gemborkan oleh media NBA, jangan kaget kalau James akan bermain sedikit lebih selfish dan berusaha menandingi Anthony dalam mencetak angka. Untuk match-up ini walaupun James lebih unggul dari segi skill, gap antara James dan Anthony sebagai pemain andalan utama sangat kecil; duel di antara keduanya akan sengit sepanjang series.
Keunggulan: Seri

Power Forward: Chris Bosh (18.0 points, 7.9 rebounds, 0.8 blocks, .487 field goal percentage) dan Amar’e Stoudemire (17.5 points, 7.8 rebounds, 1.0 blocks, .483 field goal percentage) adalah dua pemain dengan gaya permainan yang sangat mirip, terutama sejak Stoudemire berubah menjadi jump shooter pasca operasi lutut. Kesamaan lain yang di share oleh kedua pemain adalah kritik yang sama mengenai performa mereka yang mengecewakan sejak bergabung dengan tim baru mereka. Bosh bermain terlalu pasif menunggu supply bola dari LeBron James atau Dwyane Wade; sangat berbeda dari gaya permainannya saat bersama Toronto Raptors. Performa permainan Stoudemire sudah mulai lebih stabil setelah pelatih Mike D’Antoni diganti, tetapi fans Knicks mengharapkan performa yang lebih dominan dari seorang Amar’e Stoudemire. Kalau dilihat dari sejarah karir mereka, Stoudemire adalah pemain yang lebih unggul dari segi toughness dibandingkan Bosh yang dikenal sebagai pemain yang lebih sering menghindari physical contact. Tetapi Bosh memiliki kelebihan sebagai salah satu bigman yang memiliki skill level tinggi di NBA dengan kemampuan membaca permainan dan memberikan assist layaknya playmaker; sayangnya kemampuan itu tidak diutilisasi dengan optimal oleh coach Erik Spoelstra. Berdasarkan rekor pertemuan Knicks dengan Heat saat musim reguler, produktifitas Bosh (3 games, 18.0 points, 10.3 rebounds, .460 field goal percentage) lebih baik dibandingkan Stoudemire (2 games, 12.5 points, 5.5 rebounds, 1.5 blocks, .429 field goal percentage); untuk saat ini Bosh berhasil membuktikan bahwa dirinya lebih unggul dari Stoudemire.
Keunggulan: Heat

Center: Heat tidak punya jawaban atas interior defense dan defensive rebounding Tyson Chandler (11.3 points, 9.9 rebounds, 1.4 blocks) pada final tahun lalu. Tahun inipun Heat tetap tidak punya jawaban untuk meng-counter Chandler. Siapapun yang dipasang Heat pada posisi center diantara Joel Anthony (3.4 points, 3.9 rebounds, 1.3 blocks) dan Ronny Turiaf (3.5 points, 4.5 rebounds, 1.1 blocks), tetap tidak dapat meberikan impact yang sama seperti yang Chandler berikan untuk Knicks. Tetapi Chandler juga bukan pemain yang dapat diandalkan untuk mencetak angka secara konsisten; pemain yang pada tahun 2001 di draft langsung dari high school oleh Chicago Bulls ini hanya bisa diandalkan untuk mencetak angka melalui tip-in dan offensive put-backs. Mungkin sekali-kali Chandler akan bermain pick-and-roll dengan Baron Davis, tetapi hasilnya tidak akan se-efektif saat dipasangkan dengan Jeremy Lin yang masih cedera.
Keunggulan: Knicks

Bench: lemahnya bench Miami Heat menjadi sorotan pengamat NBA; kelemahan ini dapat dibuktikan dengan bench points Heat (24.6 points per game) yang jauh lebih rendah dibandingkan bench points lawan (32.4 points per game) saat berhadapan langsung. Untuk New York Knicks, gap ini jauh lebih kecil (30.0 points per game untuk bench Knicks, 30.6 points per game untuk bench lawan). Ini jelas berbahaya bagi Heat, karena tim cadangan Knicks dipenuhi dengan nama-nama seperti Landry Fields (8.8 points, 4.2 rebounds, 2.6 assists, 1.2 steals), all-around player yang sewaktu-waktu bisa dipromosikan menjadi starter apabila eksperimen Iman Shumpert tidak membuahkan hasil; JR Smith (12.5 points, 3.9 rebounds, 2.4 assists) yang sulit dihentikan apabila shootingnya sedang panas, Steve Novak (8.8 points, 2.5 3-point made per game, .472 3-point field goal percentage) penembak 3-point paling akurat musim ini (.472, #1 NBA) dan nomor 3 terbanyak (133 3-point made, seri dengan Kevin Durant). Bench Heat sebenarnya juga dihuni role players solid seperti rebounder Udonis Haslem (6.0 points, 7.3 rebounds), defender Shane Battier (4.8 points, 2.8 rebounds, 1.0 steals), shooter Mike Miller (6.1 points, 1.4 3-point made per game, .453 3-point field goal percentage) dan James Jones (3.6 points, 0.9 3-points made per game, .404 3-points field goal percentage), dan point guard muda berbakat Norris Cole (6.8 points 2.1 assists); tetapi sepanjang musim bench Heat belum berhasil membentuk chemistry dan mencapai performa yang dibutuhkan untuk men-support the Big-3 Heat.
Keunggulan: Knicks

Coaching: Mike Woodson adalah pelatih yang cocok untuk Carmelo Anthony dengan kegemarannya memainkan isolation offense seperti yang dimainkan saat Woodson melatih Hawks. Woodson juga dikenal sebagai defensive-minded coach, walaupun saat ini defense Knicks masih belum sampai level yang dapat dibanggakan. Paling tidak Woodson memiliki kesempatan selama series untuk mencoba defensive pieces seperti Chandler, Shumpert dan Fields untuk mencari solusi membendung Miami Heat. Erik Spoelstra menerima banyak kritik musim ini mengenai performa bench Heat yang dibawah ekspektasi. Tetapi Spoelstra juga dihujani berbagai macam kritik tahun lalu dan tetap berhasil membawa Heat ke final. Setelah hampir dua tahun melatih LeBron James dkk tentunya Spoelstra sudah mengantisipasi kelebihan dan kelemahan timnya; berbeda dengan Woodson yang belum tiga bulan menjabat posisi head coach dan masih berusaha mencari sistem yang tepat setelah melakukan perubahan besar terhadap struktur yang di implementasi mantan pelatih Knicks, Mike D’Antoni, sebelumnya.
Keunggulan: Heat

Kesimpulan: dari seluruh tim peringkat 5 sampai 8 di wilayah Timur, Knicks adalah tim yang punya potensi paling besar untuk membuat sebuah upset. Rekor pertemuan Heat dengan Knicks sepanjang musim reguler memang dimenangkan secara mutlak oleh Heat (3-0), tetapi battle di antara kedua tim ini selalu ketat; bukan tidak mungkin Knicks akan berhasil mencuri paling tidak dua games dari Heat. Walaupun begitu, talent level Heat yang mengandalkan trio LeBron James, Dwyane Wade dan Chris Bosh akan terlalu sulit untuk dibendung oleh Knicks yang tidak memiliki team defense yang kuat; Heat bukan seperti tim lain yang dapat dikalahkan oleh Knicks hanya dengan sekedar adu scoring. Kemungkinannya tim yang mengandalkan LeBron James, Dwyane Wade dan Chris Bosh akan selalu menang dalam pertandingan adu scoring. Knicks mampu mencuri satu atau dua games, tetapi Heat tetap akan memenangi series.

Prediksi
Rangga Sobirankontributor Keep It NBA: Heat 4-2
Ichank Nasutionkontributor Keep It NBA: Heat 4-2

No comments:

Post a Comment