Thursday, June 28, 2012

Catatan NBA Draft 2012:
Shooting Guard Prospect Pilihan Keep It NBA

By Rangga Sobiran, Keep It NBA contributor



Bradley Beal
18 tahun; 6’5”; 202 lbs
Florida, Freshman
Stats: 14.8 ppg, 6.7 rpg, 1.4 spg, .445 FG, .339 3FG
Proyeksi posisi draft: Top 3
Komparasi pemain NBA:
Ben Gordon versi lebih besar

Anthony Davis kemungkinan besar akan menjadi draft pick nomor 1, tetapi sampai saat ini masih banyak perdebatan di antara para pengamat siapa yang akan muncul sebagai draft pick nomor 2? Salah satu pemain yang menjadi kandidat kuat adalah Bradley Beal, shooting guard bertubuh kokoh asal University of Florida.

Beal adalah shooting guard penuh potensi; di umurnya yang masih 19 tahun, Beal telah menunjukkan kedewasaan dalam mengambil keputusan dan etos kerja yang positif sebagaimana diceritakan oleh pelatih Florida, Billy Donovan, via Draftexpress.com. Walaupun rataan angka yang dicetak oleh Beal sepanjang musim terlihat biasa saja (14.8 ppg), para pengamat merasa cukup puas dengan basketball IQ dan “motor” yang didemonstrasikan oleh Beal baik itu dalam menyerang dan bertahan, dan gaya permainannya yang berorientasi kepada permainan tim. Salah satu bukti dari keunggulan etos kerja dan ‘motor’ yang dimiliki Beal adalah kemampuan mencuri rebound sampai 6.7 rebounds per game, statistik rebound yang luar biasa untuk pemain shooting guard dengan tinggi dibawah 6’6”. Kualitas intangible inilah yang memisahkan Beal dengan shooting guard prospek lainnya.

Walaupun masih banyak ruang bagi Beal untuk memperbaiki offensive skill yang dimilikinya, sejujurnya tidak banyak kelemahan yang dimiliki Beal. Saat ini Beal memang dinilai kurang konsisten saat harus mencetak angka dengan permainan isolation play, tetapi para pengamat percaya kelemahan ini bisa dilatih mengingat Beal menguasai teknik dasar bola basket seperti dribbling, passing dan shooting yang solid. Selain itu, Beal memiliki senjata lain seperti pergerakan tanpa bola menggunakan screen, kemampuan catch-and-shoot dan menyelesaikan transisi fast break dengan efisien.

Rumor seputar NBA mengatakan bahwa Washington Wizards dan Cleveland Cavaliers adalah dua tim yang sangat tertarik untuk mendapatkan jasa Beal. Kabarnya Charlotte Bobcats menawarkan kepada beberapa tim untuk menukar posisi draft pick nomor 2 yang mereka miliki dengan posisi lottery pick yang lebih rendah ditambah extra draft pick di akhir 1st round; dan Cavaliers adalah salah satu tim yang tertarik untuk memberikan hak draft pick nomor 4 dan 24 agar dapat naik ke posisi 2 dan mengamankan Beal dari ancaman Wizards yang kabarnya juga akan mengadopsi Beal apabila masih available di posisi ke 3. Alasannya kedua tim ini sangat tertarik dengan kemampuan Beal simple, Cavaliers dan Wizards adalah dua tim yang memiliki point guard berbakat dalam figur Kyrie Irving dan John Wall, dan Bradley Beal dengan kemampuannya mencetak angka tanpa harus mendominasi bola adalah partner yang cocok untuk kedua pemain tersebut.




Austin Rivers
19 tahun; 6’5”; 203 lbs
Duke, Freshman
Stats: 15.5 ppg, 3.4 rpg, 2.1 apg, .433 FG, .365 3FG
Proyeksi posisi draft: Top 10
Komparasi pemain NBA: Monta Ellis/Jamal Crawford

Sebagai anak dari pelatih dan mantan pemain NBA Doc Rivers, olahraga bola baset sudah seperti makanan sehari-hari bagi Austin Rivers. Pemain yang mengidolakan Kobe Bryant ini sejak kecil memiliki mimpi untuk menjadi pebasket NBA mengikuti jejak bapaknya. Hingga akhirnya kerja keras Rivers berhasil membawanya menjadi salah satu pemain SMA terbaik tahun 2011 dan direkrut oleh salah satu universitas dengan program basket legendaris, Duke University.

Selama satu musim bersama Duke, Rivers menerima banyak pujian dan kritikan. Pujian yang banyak dilontarkan oleh para pengamat diantaranya adalah Rivers memiliki mental seorang kompetitor; Rivers punya determinasi tinggi untuk menjadi yang terbaik dan kepercayaan diri untuk mengambil tembakan-tembakan penting seperti saat Duke berhasil mengalahkan rival satu wilayah, North Carolina, melalui tembakan tiga angka yang dilesakkan Rivers tepat saat buzzer berbunyi. Selain itu Rivers diniliai memiliki insting yang kuat sebagai pencetak angka. Rivers selalu menjadi ancaman bagi lawan di setiap possession karena ia selalu berusaha melakukan tekanan sepanjang pertandingan mengandalkan kreatifitasnya mengeksekusi isolation play dengan berbagai macam kombinasi gerakan off-the-dribble seperti deep penetration, floater, pull-up jump shot dan step-back jump shot (sampai ke jarak tembakan tiga angka).

Namun, seperti idolanya, Kobe Bryant, Rivers juga banyak menuai kritik karena dinilai terlalu individualis dan terlalu mendominasi bola. Rivers adalah shooting guard murni dan saat ini belum menunjukkan bukti bahwa ia dapat menciptakan peluang mencetak angka selain untuk dirinya sendiri.

Kabarnya salah satu tim di posisi lottery sudah memberikan janji kepada Rivers untuk memilihnya. Kalau melihat daftar tim yang berada di posisi lottery, ada tiga tim yang kemungkinan membutuhkan suntikan talenta di posisi shooting guard: Toronto Raptors, Phoenix Suns dan Houston Rockets. Raptors tampaknya ingin menggeser Demar Derozan ke posisi small forward karena dianggap tidak memiliki tembakan dan ball handling yang mumpuni untuk bermain sebagai shooting guard dalam jangka panjang. Suns sedang dalam fase rebuilding setelah Nash memutuskan untuk menjadi Free Agent; bersama Suns, Rivers akan mendapat banyak kesempatan untuk menjadi bintang utama. Sedangkan Rockets sudah berkali-kali dikabarkan berusaha melepas shooting guard Kevin Martin via trade; kombinasi Rivers dan Courtney Lee akan memberikan Rockets keseimbangan dalam menyerang dan bertahan di posisi shooting guard.


Dion Waiters

20 tahun; 6’4”; 220 lbs
Syracuse, Sophomore
Stats: 12.6 ppg, 2.3 rpg, 2.5 apg, 1.8 spg, .476 FG, .363 3FG
Proyeksi posisi draft: Top 10
Komparasi pemain NBA: Rodney Stuckey

Dion Waiters adalah pemain yang penuh misteri; selain tiba-tiba memutuskan untuk membatalkan seluruh jadwal sesi pre-draft workout dengan beberapa tim yang mengundangnya, rumor seputar NBA mengatakan bahwa Waiters adalah pemain yang draft stock-nya sedang menanjak dan diperebutkan banyak tim. Padahal kurang lebih setahun yang lalu pada kompetisi NCAA musim 2010-11, Waiters sempat bermasalah dengan pelatihnya di Syracuse University, Jim Boeheim, dan mengancam akan transfer ke sekolah lain. Penampilan Waiters semasa freshman (musim kompetisi 2010-11) juga tergolong buruk (hanya bermain 16 menit dan mencetak 6 points per pertandingan)   mengingat Waiters termasuk salah satu prospek unggulan setelah lulus SMA.

Tetapi, sebelum kompetisi NCAA musim 2011-12 di mulai, Waiters akhirnya memutuskan untuk tetap bersama Syracuse dan permainannya meningkat pesat dibandingkan musim sebelumnya. Waiters menyampaikan bahwa ia sangat berterima kasih kepada Boeheim, yang memiliki kesabaran dan berhasil membuatnya berfikir lebih dewasa dan memotivasi dirinya untuk kembali berdedikasi untuk bermain sebaik mungkin bersama Syracuse. Hasilnya adalah Waiters mampu memimpin Syracuse menjadi tim ranking nomor 2 terbaik di kompetisi NCAA musim 2011-12. Keunikan Waiters yang lain adalah ia selalu memulai pertandingan sebagai pemain cadangan.

Waiters mengatakan bahwa dirinya adalah combo guard dan gaya permainannya pun memang seperti itu. Waiters punya kemampuan untuk memainkan fungsi point guard sekaligus mencetak banyak angka seperti shooting guard. Waiters punya ball handling yang bagus dan kemampuan mengeksekusi permainan pick-and-roll dengan baik layaknya point guard. Tetapi saat dibutuhkan untuk mencetak angka, Waiters juga dapat berubah menjadi pemain yang sedikit egois dan mencetak banyak angka.

Keunggulan Waiters yang paling menonjol adalah fisik-nya yang kuat dengan bobot 220 lbs; kombinasi antara power, kecepatan serta dribbling skill yang dimilikinya membuat Waiters sulit dijaga saat 1-lawan-1 atau saat transisi fast break. Kelemahan Waiters yang paling menonjol adalah pengambilan keputusan saat menyerang; Waiters sering berusaha melakukan hal terlalu banyak, melebihi kemampuannya seperti drive, tembakan atau operan yang dipaksakan. Ini adalah alasan utama mengapa Boeheim selama 2 tahun memainkan Waiters sebagai cadangan.

Muncul kabar bahwa alasan Waiters menarik diri dari sesi pre-draft workout adalah adanya sebuah tim di posisi top 10 lottery yang telah memberikan janji akan menarik Waiters; tim yang misterius ini berharap dengan absennya Waiters dari sesi pre-draft workout akan mencegah stock-nya terus naik. Rumornya tim tersebut adalah Portland Trailblazers yang memiliki hak draft pick nomor 6 dan 11. Tetapi belakangan banyak tim yang mulai tertarik dengan talenta Waiters, diantaranya adalah Cleveland Cavaliers dan Golden State Warriors yang masing-masing memiliki draft pick nomor 4 dan 7.



Jeremy Lamb
20 tahun; 6’5”; 179 lbs
Connecticut, Sophomore
Stats: 17.7 ppg, 4.9 rpg, 1.2 spg, .478 FG, .336 3FG
Proyeksi posisi draft: Top 15
Komparasi pemain NBA:
Kombinasi Kevin Martin dan Nick Young

University Connecticut memiliki sejarah dan reputasi yang bagus dalam menghasilkan pemain NBA, khususnya untuk pemain berposisi shooting guard atau small forward; terhitung sejak tahun 1996, Connecticut telah menghasilkan banyak pemain top NBA diantaranya Ray Allen (1996), Richard Hamilton (1999), Caron Butler (2002), Ben Gordon (2004), dan terakhir Rudy Gay (2006). Dan tahun ini Connecticut akan menyumbang shooting guard Jeremy Lamb ke NBA; seperti para senior-nya di atas, Lamb juga sangat ahli dalam mencetak angka.

Lamb mungkin adalah prospek shooting guard yang paling berbakat di NBA Draft tahun ini. Alasannya, selain memiliki skill mencetak angka yang relatif lengkap, Lamb juga didukung bakat fisik (tinggi 6’5” dengan lebar wingspan/rentangan tangan 6’11”) dan kemampuan atletik (38” vertical leap) yang membuatnya memiliki potensi untuk menjadi shooting guard elite di masa depan. Sepanjang musim Lamb telah mendemonstrasikan kelengkapan offensive skill-nya dengan mencetak angka melalui tembakan tiga angka, gerakan tanpa bola menggunakan screen, 1-on-1 isolation play, hingga menyelesaikan transisi fast break. Selain itu Lamb juga cukup handal dalam bertahan; lengannya yang panjang selalu membuat lawan kesulitan saat berhadapan 1-on-1 dan menjadikannya langganan dalam hal mencuri operan di area perimeter.

Kelemahan yang paling menonjol dari Lamb adalah berat badan yang masih terlalu kurus untuk dapat menyerap permainan fisik yang dominan di NBA. Selain itu Lamb juga terkadang terkesan malas saat menyerang dan lebih senang memilih menembak dari luar tanpa berusaha mencari kesempatan mencetak angka yang lebih efisien. Lamb terkadang akan terus menembak dari luar di saat tembakannya sedang tidak dalam kondisi prima. Memberikan assist juga merupakan satu hal yang jarang dilakukan oleh Lamb (hanya 1.7 apg); banyak pengamat mengatakan sifat Lamb yang pendiam mempengaruhi gaya permainannya yang individualistis di lapangan.

Saat ini proyeksi draft Lamb beragam, Draftexpress.com menempatkan Lamb di posisi 10, yang artinya Lamb akan bermain untuk New Orleans Hornets. Tetapi kemungkinan ini hanya masuk akal apabila shooting guard Eric Gordon memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dengan Hornets; kabar terakhir, Hornets menyatakan bahwa mempertahankan Gordon adalah prioritas utama mereka. Saat ini Lamb tengah mengalami cedera pergelangan kaki setelah menjalankan sesi pre-draft workout bersama Toronto Raptors. Selain Raptors, dalam beberapa hari terakhir Lamb telah menerima undangan pre-draft workout dari Portland Trailblazers dan juga Milwaukee Bucks; tiga tim yang berada di posisi lottery 8, 11 dan 12.

1 comment: