Thursday, June 28, 2012

Catatan NBA Draft 2012:
Point Guard Prospect Pilihan Keep It NBA

By Rangga Sobiran, Keep It NBA contributor


Damien Lilliard
21 tahun; 6’3” (190.5 cm); 189 lbs (85.7 kg)
Weber State, Junior
Stats: 24.5 ppg, 5.0 rpg, 4.0 apg, .467 FG, .409 3FG
Proyeksi posisi draft: Top 10
Komparasi pemain NBA: George Hill

Damien Lilliard adalah pemain yang draft stock-nya menanjak dengan pesat setelah performa yang dominan di tahun ke-4 bersama Weber State University; permainannya dianggap cukup baik oleh para pengamat untuk diposisikan sebagai point guard prospek nomor 1 di NBA Draft 2012.

Rataan angka 24.5 points per game menempatkan Lilliard di posisi ke-2 pencetak angka terbanyak di NCAA musim 2011-2012. Lilliard adalah PG bertipe scorer dan gaya permainannya mengingatkan banyak pengamat akan George Hill, point guard Indiana Pacers. Sama seperti Hill yang berasal dari universitas dengan program basket kurang populer (IUPUI), Lilliard juga bermain untuk universitas Weber State University yang program basket-nya cukup asing di telinga kebanyakan fans NBA; persaingan di Big Sky Conference, wilayah dimana Weber State University berkompetisi, juga tergolong lemah.

Tetapi Lilliard berhasil membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dengan pemain-pemain dari program yang lebih populer saat melakukan workout gabungan di event the Draft Combine 2012. Selain kemampuan dalam mencetak angka, para pengamat juga menyukai ukuran fisik Lilliard (6’3”) yang di atas rata-rata kebanyakan point guard NBA (6’1”); dengan profil fisik ini, diharapkan Lilliard dapat memberikan perlawanan saat harus berhadapan dengan point guard top NBA tinggi-nya juga di atas rata-rata seperti Deron Williams, Russell Westbrook atau Derrick Rose.

Kelemahan Lilliard adalah kemampuan membaca lapangan dan passing yang biasa-biasa saja untuk ukuran point guard kelas NBA. Lilliard memang lebih cocok dimasukkan ke dalam kategori combo guard dibanding point guard. Bagi tim yang membutuhkan koordinator serangan seperti seorang Rajon Rondo atau Chris Paul, Lilliard bukanlah pilihan yang cocok; Lilliard akan lebih berharga apabila dia diberikan kebebasan untuk mencetak angka ketimbang harus menjadi distributor bola layaknya point guard klasik.


Kendall Marshall
20 tahun; 6’4”; 198 lbs
North Carolina, Sophomore
Stats: 8.1 ppg, 2.6 rpg, 9.8 apg, .467 FG, .354 3FG
Proyeksi posisi draft: Pertengahan 1st round
Komparasi pemain NBA: Jose Calderon


Kendall Marshall mungkin adalah pemain paling penting bagi University of North Carolina pada musim NCAA 2011-12 kemarin. Marshall memimpin North Carolina hingga babak ke-3 turnamen NCAA sebelum mengalami cedera pergelangan tangan yang memaksanya untuk beristirahat hingga akhir musim; North Carolina akhirnya kalah dari Kansas University di perdelepan final, dua pertandingan setelah Marshall mengalami cedera.

Marshall adalah salah satu pure point guard terbaik yang pernah dimiliki North Carolina. Musim kemarin, Marshall berhasil memecahkan rekor sekolah dan ACC Conference untuk kategori assist terbanyak per satu musim dengan total 351 assists (9.8 apg) sekaligus memenangkan penghargaan Bob Cousy Award 2012, penghargaan untuk point guard terbaik di tingkat NCAA.

Kematangan Marshall sebagai point guard dapat dilihat dari kemampuannya mengeksekusi berbagai macam bentuk set play dan tempo permainan dengan efisien (ranking #1 NCAA dalam kategori rasio assist berbanding turnover, 3.5:1); baik itu halfcourt set seperti pick-and-roll dan pick-and-pop, drive and dish mencari shooter yang terbuka atau pemain yang melakukan cutting ke area paint, ataupun meng-inisiasi serangan fast break. Kunci dari keberhasilan Marshall memainkan perannya dengan efisien adalah keunggulan dari segi kemampuan membaca lapangan serta kesabaran dan kesadaran untuk tetap bermain sesuai batas kemampuannya.

Yang sering menjadi pertanyaan adalah apakah Marshall yang memiliki kemampuan atletik dan kecepatan yang pas-pasan mampu survive di NBA? terutama mengingat lawan-lawan yang harus dihadapinya nanti akan jauh lebih cepat dan lebih atletik dibandingkan yang pernah dihadapinya di level kuliahan. Namun, melihat sukses Jose Calderon, point guard Toronto Raptors berkebangsaan Spanyol yang juga memiliki kekurangan dari segi kemampuan atletik, di NBA, sepertinya Marshall punya kans cukup baik untuk berhasil. Terutama, apabila Marshall dapat terus mempertajam tembakan jarak jauh-nya yang akurasinya semakin membaik di akhir musim 2011-12 lalu.


Marquis Teague
19 tahun; 6’2”; 180 lbs
Kentucky, Freshman
Stats: 10.0 ppg, 2.1 rpg, 4.8 apg, .438 FG, .325 3FG
Proyeksi posisi draft: Akhir 1st round s/d awal 2nd round
Komparasi pemain NBA: Jeff Teague

Marquis Teague mengawal musim 2011-12 dengan penampilan yang tidak efisien sebagai point guard utama University of Kentucky, berkali-kali Teague melakukan turnovers sampai 5-6 kali setiap pertandingan. Tetapi menjelang akhir musim permainan Teague kian membaik dan akhirnya memanas di saat yang tepat; Teague memainkan permainan terbaiknya sepanjang turnamen NCAA hingga Kentucky menjadi juara nasional mengalahkan Kansas University dimana Teague mencetak 14 points.

Teague, seperti kakanya, Jeff Teague yang bermain untuk Atlanta Hawks, adalah point guard dengan mentalitas menyerang yang menyukai permainan cepat dan permainan 1-lawan-1; mengalahkan musuh dengan gerakan off-the-dribble dalam usahanya melakukan penetrasi.

Kelemahan terbesar Teague saat ini adalah tembakan jarak jauh yang belum konsisten dan pengambilan keputusan yang kurang cermat; Teague sering tidak tahu kapan harus menembak atau memberikan operan dan akhirnya berujung dengan tembakan yang dipaksakan atau turnover.

Di NBA, Teague saat ini mungkin lebih cocok dimainkan sebagai point guard cadangan karena Teague belum menunjukkan permainan yang konsisten untuk menjadi point guard utama yang efektif dan efisien. Tetapi sebagai pemain cadangan, kecepatan dan mental menyerangnya bisa menjadi senjata berguna dalam mempertahankan tekanan serangan terhadap lawan untuk beberapa saat sewaktu pemain utama harus beristirahat. Seperti kakaknya, Marquis Teague dapat menggunakan waktunya sebagai cadangan untuk belajar; Jeff Teague membutuhkan waktu hampir dua tahun sebelum akhirnya dipercaya menjadi point guard utama Hawks.


Tyshawn Taylor
22 tahun; 6’4”; 177 lbs
Kansas, Senior
Stats: 16.6 ppg, 4.8 apg, 1.3 spg, .477 FG, .382 3FG
Proyeksi posisi draft: Akhir 1st round s/d awal 2nd round
Komparasi pemain NBA: Mario Chalmers

Sayang sekali Tyshawn Taylor harus mengakhiri karir basket kuliahannya dengan kekalahan atas University of Kentucky di final turnamen NCAA 2012. Taylor adalah pemain berbakat yang menerima banyak kritik beberapa tahun belakangan akibat ketidakmampuannya meningkatkan produksi dan level permainan ke tingkat yang diharapkan banyak pengamat; tetapi akhirnya di tahun ke-4 nya membela Kansas University, Taylor mampu meningkatkan performa-nya dan menjadi salah satu tulang punggung tim.

Taylor adalah point guard yang memiliki kemampuan teknis maupun fisik yang relatif lengkap. Dari segi fisik, Taylor memiliki kombinasi tinggi badan, kemampuan atletik dan kecepatan yang dinilai siap untuk menghadapi kerasnya pertarungan point guard di NBA. Dari segi skill mencetak angka, Taylor sangat baik dalam melakukan penetrasi dan memasukkan bola dengan gerakan floater dan memiliki akurasi tembakan tiga angka yang tinggi (44 persen sebelum menurun di babak turnamen menjadi 37 persen). Kelebihan Taylor yang paling menonjol dan kemungkinan akan tetap efektif di NBA adalah kemampuannya dalam bertahan, selain memiliki kemampuan fisik yang mendukung, Taylor juga terkenal cukup agresif dalam melakukan penjagaan man-to-man.

Alasan mengapa draft stock Taylor jatuh hingga akhir 1st round adalah kenyataan bahwa Taylor tidak pernah berhasil memperbaiki kelemahannya selama 4 tahun, pengambilan keputusan yang buruk dalam melakukan operan maupun memilih kesempatan untuk meluncurkan tembakan. Para pengamat melihat kemungkinan Taylor yang sudah berumur 22 tahun (tua untuk ukuran rookie), sudah mencapai batas potensinya dan tidak akan mengalami banyak perubahan di NBA. Tetapi, Taylor adalah tipe pemain yang punya potensi menjadi role player yang solid seperti Mario Chalmers di Miami Heat atau CJ Watson di Chicago Bulls.

No comments:

Post a Comment